SABUROmedia, Ambon – BKKBN Provinsi Maluku yang bersinergi dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB kabupaten Maluku Tenggara menggelar Sosialisasi Media KIE Proyek Prioritas Nasional di wilayah Stunting di Maluku Tenggara yang di ikuti 40 peserta di 10 Desa Lokus Stunting, 22 September 2020 di Hotel Grand Villia.
Kegiatan ini di buka secara virtual langung oleh Ketua TP – PKK Prov. Maluku, Ibu Widya Murad Ismail selaku Duta Parenting Provinsi Maluku,
Dalam sambutannya Widya Murad Ismail menegaskan bahwa Undang-undang No.52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Banggakencana menekankan kewenangan BKKBN tidak hanya terbatas pada masalah Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana saja, namun juga menyangkut Keluarga Sejahtera.
Selain itu lanjut Ketua TP- PKK Provinsi Maluku, Salah satu dari tujuh agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Agenda (RPJMN) 2020- 2024, agenda ke 3 yaitu “Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing” dimana kualitas Sumber Daya Manusia harus dibentuk sejak dini melalui pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Tambahnya lagi, Permasalahan di Indonesia termasuk Maluku saat ini adalah masalah gizi ganda yaitu kekurangan gizi wasting (kurus) dan stunting (pendek) pada balita, anemia pada remaja dan ibu hamil serta kelebihan gizi termasuk obesitas baik pada balita maupun orang dewasa dan hal ini menjadi perhatian pemerintah saat ini.
“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya. Kekurangan gizi terjadi sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu 270 hari selama kehamilan, 730 hari setelah anak lahir sampai usia 2 tahun,” ujarnya.
Selain itu lanjut Widya lagi, Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan.
“Stunting dapat dicegah dimulai dari masa remaja dimana seorang remaja dapat mempersiapkan dan merencanakan masa depan dan kehidupan berkeluarga agar mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan, karier dalam pekerjaan, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi,” tegasnya.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BKKBN Povinsi Maluku saat ini kata Widya Ismail, dalam rangka pencegahan stunting di Kabupaten Maluku Tenggara sebagai salah satu dari 6 wilayah lokus stunting Provinsi Maluku pada tahun 2020.
“Kegiatan ini merupakan upaya BKKBN untuk mencegah terjadinya kelahiran anak stunting di Kabupaten Maluku Tenggara. Saya selaku Ketua TP-PKK sekaligus Duta Perangi Stunting (Parenting) Provinsi Maluku menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini, kami TP-PKK Provinsi Maluku sebagai mitra kerja pemerintah yang terdekat mempunyai peran yang sangat penting untuk ikut berkontribusi dalam pencegahan masalah stunting di Provinsi Maluku. Berbagai kegiatan yang sudah dilakukan oleh TP-PKK Provinsi Maluku untuk memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) serta mendorong perbaikan pola asuh oleh keluarga terhadap anak balita,” kata Katua TP-PKK Provinsi Maluku ini dlam sambutan secara virtual tersebut.
Sambungnya lagi, Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pada masa inilah proses tumbuh kembang seorang anak dimulai. Keluarga merupakan unit utama dalam menentukan masa depan anak dimana orangtua memiliki peran penting untuk memberikan perawatan dan pengasuhan yang berkualitas sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. Peiode 1000 Hari Pertama Kehidupan yaitu, 270 hari selama kehamilan dan 730 hari sejak bayi lahir sampai berusia 2 tahun, merupakan periode emas bagi anak karena pada masa ini terjadi pertumbuhan sel-sel otak hingga 90 %.
“Saat ini masih banyak ditemui ibu hamil dengan resiko tinggi, banyak keluarga yang memiliki anak stunting, banyak yang tidak ingin punya anak tapi tidak ber KB (unmet need) karena itu saya sampaikan, harus memperhatikan jarak kehamilan satu dengan kehamilan selanjutnya salah satunya dengan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang (IUD, Implant, MOW, MOP) dan kalau hal ini tidak di lakukan maka akan menimbulkan resiko kematian ibu dan bayi akan naik. Selain itu Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat mempengaruhi terjadinya stunting.
“Untuk itu saya mengajak peserta Sosialisasi, mari kita cegah stunting dengan menerapkan beberapa hal antara lain, Selama kehamilan, ibu harus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, Ibu hamil melakukan pemeriksaan minimal 4 kali selama kehamilan, memberikan stimulasi pada janin dalam kandungan, Ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sampai dengan usia 2 tahun, memperkenalkan makanan bergizi pada anak sesuai dengan usia dan memberikan stimulasi (rangsangan) kepada anak sesuai dengan usianya dan memantau perkembangan anak dengan menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA),”pungkasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Dra. Renta Rego juga memberikan materi secara daring dan materi lainnya oleh pelaksana kegiatan Bidang KS/PK di Hotel Grand Vilia Langgur dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.(SM)