SABUROmedia, Ambon – Lumbung Ikan Nasional (LIN) yang saat ini menjadi wacana hangat di Maluku meskipun di tengah pandemi covid19 ini. Hal itu terlihat dengan kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan di kota Ambon beberapa pekan lalu membawa angin segar bagi Maluku yang sudah berjuang hampir 10 tahun yang lalu sejak pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat penyelenggaraan Sail Banda di Ambon pada 3 Agustus 2010. Harapannya Maluku sebagai LIN segera direalisasikan.
Ketua Maritim Muda Nusantara Provinsi Maluku, Abdullah Hitimala mengatakan bahwa Maluku adalah sarangnya ikan, dengan rata-rata produksi 4,6 ton pertahun bahkan banyak yang menyebut Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional, hal ini karena didukung oleh 3 wilayah pengelolaan perikanan yakni WPP 714 Laut Banda, 715 Laut Seram dan 718 Laut Arafura. namun kehadiran LIN ini tidak perlu dijadikan jargon semata, tetapi perlu gerakan langsung dari pemerintah melalui dukungan anggaran.
Anggaran yang ditaksir untuk LIN Maluku adalah sekitar 1,5 Triliun. Dukungan anggaran yang besar ini diharapkan mampu dikelola dengan baik untuk sebesar besarnya kesejahteraan rakyat Maluku. Jangan sampai anggaran yang begitu besar ini hanya menjadi proyek bagi elit kekuasaan yang mengatasnamakan rakyat. Karna apabila ada yang main proyek atau sebut saja bagi-bagi kue kekuasaan maka harapan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui kehadiran LIN ini hanyalah mimpi belaka. Tandas Hitimala
Saya menilai Keberhasilan LIN bukan ada pada ketetapan pemerintah pusat berupa lahirnya undang-undang, kerja instansi pemerintah daerah, para bupati, kepala dinas, namun lebih dari itu adalah memberikan sosial impact yang besar yaitu menyejahterakan rakyat Maluku secara menyeluruh yang diwujudkan melalui sentuhan langsung pemerintah daerah terhadap akar rumput.
Salah satunya melalui pemberdayaan kelompok-kelompok nelayan skala kecil itu yang mestinya menjadi prioritas. Apalagi, Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang No.7/2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam. Itu menjadi pijakan kokoh dalam menyejahterakan nelayan. Saya pikir itu kunci keberhasilan pembangunan LIN di Maluku,” ujar Hitimala yang juga Alumni Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon itu.(SM)