SABUROmedia, Ambon – Kota Ambon kini kembali dinyatakan sebagai zona merah, hal ini disampaikan oleh juru bicara Satgas Penanganan Covid19, Wiku Adisasmito melalui keterangan pers yang disampaikan dari Kantor Kepresidenan di Jakarta pada hari Kamis lalu.

“ Artinya perkembangan penyebaran Covid19 di Kota Ambon kembali bergerak naik setelah dua pekan sebelumnya dinyatakan menurun dengan lambang zona orange (risiko sedang),”ungkap Ketua IKADI Maluku, Imam Musonep dalam rilisnya yang dikirim kemeja redaksi Saburomedia.com, Jumat (07/08/2020).

Dikatakan, PSBB yang sudah berlangsung selama satu bulan sebelumnya merupakan kebijakan pemerintah yang diyakini mampu menurunkan eskalisi penyebaran Covid19 dan hal itu diakui telah menunjukkan hasilnya. Namun kebijakan pasca PSBB yang disambut antusias dan suka cita oleh masyarakat Kota Ambon itu seolah mendapat sinyal baru bahwa rasa suka cita itu sepertinya akan kembali menjadi rasa duka cita bilamana PSBB akan kembali diberlakukan.

Himbauan agar masyarakat tertib mematuhi anjuran pemerintah dalam hal ini Satuan Tugas Penanganan Covid19 kembali semarak di Kota Ambon dengan bertebarannya baliho-baliho di pingiran jalan dan tempat-tempat strategis lainnya, sehingga suasana yang mulai santai yang dirasakan masyakarat kembali terusik, namun demi keselamatan bersama tentu masyarakat siap menerima apapun titah pemerintah.

Covid19 sampai saat ini diakui masih menjadi bahasan pro dan kontra ditengah masyarakat, ada yang meyakini keberadaan serta bahayanya, ada pula yang menganggap biasa-biasa saja. Bahkan pada masalah korban yang meninggal yang diklaim sebagai korban covid pun hingga saat ini masih banyak suara masyarakat yang meragukan. Edukasi dan keterbukaan masalah merupakan solusi efektif untuk menyamakan frekwensi pikiran antara pemerintah dan masyarakat. Tanpa keterbukaan tentu masyakarat akan terus menyimpan pertanyaan yang bersifat meragukan.

Fakta bahwa eskalasi jumlah orang yang terpapar Covid19 semakin bertambah tidak bisa dipungkiri, namun lontaran kalimat yang mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh karena masyarakat yang tidak tertib bukan kalimat yang bijak atau jangan-jangan justru pihak pemerintahlah yang sebenarnya tidak mampu mengelola masalah ini juga patut dilontarkan.

Dalam kurun waktu enam bulan sejak Covid19 dinyatakan sudah masuk Ambon, diakui atau tidak dampak kerusakannya begitu besar dan berat dirasakan masyarakat, tidak saja pada ancaman jiwa tapi juga pada ekonomi, pendidikan dan tatanan sosial, dan entah sampai kapan Covid ini akan sirna. Menurut prediksi Covid19 akan benar-benar berakhir hingga akhir tahun 2020. Entah parameternya apa, namun sebagai orang yang awam ilmu tentang pervirusan tentunya kita berharap bahwa prediksi itu akan benar adanya, sehingga harapan hidup kembali normal seperti sebelumnya akan terwujud adanya. Terserah mau disebut dengan New Normal atau apalah tidak penting, yang penting bagi masyarakat adalah bisa bekerja lagi seperti biasa, bisa usaha lagi seperti sediakala, bisa sekolah dan kuliah lagi tanpa aturan yang membeleggu gerak mereka. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *