SABUROmedia, UNPATTI – Menghadapai  gejolak yang ada ditengah masyarakat saat pandemi covid-19, membuat masyarakat menjadi resah. Upaya telah dilakukan Pemrintah dari aras pusat sampai ke daerah daerah, namun akhir-akhir ini muncul krisis kepercayaan dan spekulasi seakan-akan covid-19 itu hanya rekayasan.

Dalam Webinar Seri  2 ini Fakultas Kedokteran Univesitas Pattimura ingin membangun konsep dan upaya bagaimana mengevaluasi gejolak yang muncul ditengah masyarakat dan pendekatan psikologi yang tepat serta memberikan solusi karena mengelola stress dan kesejahteraan psikososial dalam pandemi covid-19 adalah hal yang penting dalam mengelola kesehatan fisik.  Hal ini landas pikir pelaksanaan kegiatan Webinar Seri 2, Kamis(25/6).

“  Masyarakat merupakan aktor penting yang berperan menyebarkan virus dari manusia ke manusia dan sekaligus menjadi aktor penting yang akan mengatasi masalah penyeberan Covid-19 itu sendiri.  Sehingga yang terpenting ialah mengajak masyarakat untuk berada pada sentrum dalam rangka membina mental dan psikologi yang ada pada mereka,  supaya masyarakat bisa memahami apa sebenarnya yang terjadi  dan bisa mengatasi penularan itu. Pemahaman yang kurang dan tekanan emosi yang terjadi ditengah masyarakat dapat memicu berbagai hal yang terjadi saat ini“.  Hal ini disampaikan Rektor Universitas Prof Dr. M. J. Saptenno, SH., M. Hum  pada pembukaan kegiatan Webinar.

Lanjut dikatakan karena msyarakat berperan maka masyarakatlah yang mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan masyarakatlah yang akan berupaya untuk bisa mengatasi pandemi ini.

Rektor Universitas Pattimura juga memberi apresiasi atas inisiasi kegiatan Webinar Seri 2 yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura dan berharap adanya masukan dari semua tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan semua pihak yang terkait dan masukan itu bisa  diimplementasikan ditengah masyarakat “ Jadi jangan hanya diskusi, tetapi juga dapat dikembangkan ditengah masyarakat “ ujarnya.

Dekan Fakultas  kedokteran Dr. dr. Bertha J. Qoe, Sp.S., M.Kes dalam pengantarnya menyampaikan bahwa covid-19 merupakan  penyakit yang tidak terlihat tetapi mempengaruhi semua aspek kehidupan sehingga Webiner ini diharapkan merangkum konsep untuk disampaikan kepada  masyarakat yang saat ini berada dalam kebingungan,  keresahan, karena harus membatasi ruang gerak demi memutuskan mata rantai penularah Covid-19. Padahal disatu sisi Pemerintah telah bekerja keras memikirkan banyak aspek kehidupan demikian juga  dokter, para medis  dan berbagai elemen masyarakat juga sudah bekerja keras untuk menyelamatkan masyarakat, disisi lain pembatasan ini juga berpengaruh pada sapek kehidupan masyarakat.  “  Untuk itulah Fakultas Kedokteran dan sekaligus Satuan Gugus Tugas Covid 19 Univesitas Pattimura, berusaha membahas dan memberikan solusi  apa yang harus kita lakukan untuk masyarakat ditengah kondisi pandemic covid-19 yang tidak tahu kapan  akan berakhir  dan membangun suatu hal yang berenergi positif untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan covid ini .” ujarNya

Moderator kegiatan ini adalah : Theophany Paula Theresia Rampisela, S.Psi.,M.Ed Dosen Program Studi Bimbingan Konseling  dan  Kepala Pusat Bimbingan dan Konseling Universitas Pattimura;

Pembicara dalam Kegiatan ini adalah :

1. dr. Sherly Yakobus, Sp.Kj ; Kepala  SMF Psikiatri dan Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial RSKD Provinsi Maluku, dengan Topic “Dukungan  Psikososial selama pandemi Covid-19”.

2. dr. C. William Sialana, M.Kes.,Sp.FM ; Kepala SMF Forensik RSUD dr. M. Haulussy Ambon dan Ketua TIM Penanganan Jenasah Covid-19 Provinsi Maluku, dengan Topik ”Pemulasan Jenasah Sesuai Standard WHO”.

3. Prof.Dr. Tonny D Pariela, MA ; Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pattimura, dengan Topik “Covid-19: Mengola “Rasa”Masyarakat”.

Kegiatan ini diikuti oleh 230 orang peserta terdiri dari, para dosen, mahasiswa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tenaga dokter dan tenaga kesehatan lainnya, dan masyarakat umum. Kegiatan ini ditutup oleh Moderator dengan Notulen   bahwa gejala psikososial yang dialami sebagai respon terhadap pandemi COVID-19 adalah realita yang tak terbantahkan. Namun, upaya-upaya individu untuk meningkatkan kesehatan jiwa dapat dilakukan untuk mengurangi gejolak yang ada. Selain penguatan individu, peran masyarakat bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk mendatangkan keamanan dan kenyamanan bersama juga diperlukan. Kuncinya ada pada membangkitkan kepatuhan kritis masyarakat.(SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *