SABUROmedia, Masohi – Terdapat 27 janda di Dusun Aira, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) tak tersentuh bantuan semasa pandemi covid-19.

Pembagian Bantuan selama pandemi covid 19 yang seharusnya diperuntukan bagi masyarakat yang kategori kurang mampu, namun bantuan yang ada sama sekali tidak dirasakan oleh para janda yang ada di Dusun tersebut.

“ Memang ada bantuan,  namun yang tersentuh hanya 2 orang janda yang mendapatkan haknya,” demikian hal ini disampaikan Sekretaris Umum Walang Sastra Kita, Rafli Tomagola kepada Saburomedia.com,  Senin (22/06/2020)

Rafli mengaku mengetahui hal tersebut saat salah satu tokoh masyarakat Dusun Aira, Bapak La Aba menyampaikan bahwa banyak warga di dusunnya belum tersentuh bantuan selama masa pandemic covid-19, mereka yang tak tersentuh kebanyakan warga kategori kurang mampu seperti para janda.

“ Akibat pembagian bantuan yang tidak merata, dan banyak warga yang tidak mendapatkan bantuan, hal ini kemudian memunculkan keresahan dari berbagai elemen masyarakat,”tutur Rafli mengutip keluh La Aba.

Kata Tomagola dalam keluhannya itu La Aba menyampaikan bahwa peruntukan bantuan tidak sesuai dengan kondisi warga yang ada di dusunnnya, dimana yang mendapatkan bantuan adalah mereka yang memiliki hubungan kekerabatan atau kekeluargaan dengan pemangku kekuasaan di daerah itu.

“ Bila ada dong punk keluarga yang karja atau memiliki jabatan di istansi pemeritahan tersebut, dong lebih utamakan dong punya keluarga duluan daripada warga lain yang seharusnya memiliki hak yang pantas untuk menerima bantuan,”keluh La Aba

Lanjut Rafli, pada kasus yang terjadi di Aira banyak ditemukan hampir di seluruh desa dan dusun di Maluku Tengah (Malteng) dimana dalam pembagian batuan social selalu mengalami banyak masalah, lantas apa yang menjadi solusi pemerintah daerah hingga kini nihil.

Menurutnya, mengutip data dari sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Malteng berjumlah 4.200 Jiwa yang ber-latar belakang ekonomi rendah, dinilainya merupakan angka yang tak masuk akal apalagi dengan adanya kondisi pandemi seperti ini.

“ Masyarakat yang tak di perhatikan dengan baik pasti saja akan mengeluh, belum lagi masalah gempa kemarin yang sampai saat ini banyak masyarakt yang masih menginap di tempat – tempat pengungsian, ditambah lagi dengan masalah rapid test yang masih saja ada pungutan di lapangan, menambah beban hidup masyarakat sementara statemen Bupati Malteng tentang digratiskannya pemeriksaan tak terlaksana di lapangan, pantas saja masyarakat mengeluh atas kinerja mereka,”kesal Rafli. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *