SABUROmedia, Ambon – Silat Kampung atau mamancang adalah seni beladiri yang di miliki masyarakat Negeri Wakasihu, Leihitu Barat, Maluku Tengah (Malteng).

Tradisi bela diri tradisional ini diwariskan secara turun temurun, namun seiring dengan perkembangan zaman Silat Kampung atau Mamancang mulai menghilang, kini tradisi ini mulai dihidupkan Kembali.

Melalui kegiatan yang diprakarsai Remaja Masjid, tradisi Silat Kampung atu Mamancang Kembali digelar. Bagi masyarakat Negeri Wakasihu, tradisi silat kerap digelar yang bertepatan dengan tuju syawal 1441 H atau bertepatan dengan tanggal 30 Mei 2020.

Acara dilaksankan di Teuna Sengelisa (depan Balai Desa Negeri Wakasihu), dalam kegiatan itu pula di hadiri dari negeri tetanga yaitu negeri Ureng.

Adapun peserta mamancang itu terdiri dari masing – masing angkatan atau alumni tahun 2010 sampai 2020 dan peserta dari negeri Ureng, kegiatan ini di mulai dengan pertunjukan adik-adik Tapak Suci di negeri Wakasihu dan di lanjutkan dengan adik-adik dari negeri ureng, diiringi pukulan alat taradisional gendang dan gong.

 “ Kegiatan ini dilakukan karena selama tanggal tujuh syawal tidak pernah mengadakan kegiatan mamancang atau silat kampung maka mereka berinisiatif untuk melakukan kegiatan silat kampung atau mamancang,”jelas Ketua Remaja Mesjid Negeri Wakasihu, Rizal Talanaya S.Pd saat berbincang dengan saburomedia.com Minggu (31/05/2020).

Dikatakan, kegiatan Mamancang ini dilaksanakan untuk menjaga tradisi ini agar tidak hilang atau di makan oleh zaman.

“ Tradisi ini harus dijaga dan dirawat dalam hal ini bagaimana katong harus meningkatkan budaya silat kampong agar seng punah,”ujarnya.

Sementara itu pemerintah negeri dalam hal ini Sekretaris Desa menyampaikan sangat mendukung atas pelaksanaan kegiatan ini. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *