Oleh : Asniati Agus A.k.a Cenni (Manager Jikumerasa Beach Resort & Resto)

SABUROmedia, Namlea – Beberapa bulan terakhir, masyarakat Dunia termasuk Indonesia sedang bersusah payah berperang menghadapai penyebaran Virus Covid 19. Pandemi yang kabarnya  berasal  pertama kali muncul dari kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019 ini kini memakan korban jiwa yang tidak sedikit.

Tak hanya sampai disitu, penyebaran virus ini juga memberikan multiefek terhadap sektor-sektor lain yang sangat mengganggu stabilitas ekonomi,social dan politik ditengah-tengah masyarakat.

Trend yang terus meningkat dalam tiap hari semakin memicu keresahan masyarakat sekaligus tekanan diberbagai bidang dalam negeri. Mulai dari aktifitas pendidikan, pariwisata, hingga aktifitas peribadatan yang bersifat massal ikut terhambat akibat meluasnya penyebaran covid-19.

Salah satu penyebab virus corona mudah menyebar di Indonesia adalah karena Indonesia merupakan negara dengan Sektor pariwisata.

Sektor pariwisata merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia dan memiliki kontribusi devisa terbesar kedua di Indonesia setelah devisa hasil ekspor Kelapa Sawit.

Sektor pariwisata memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada perekonomian Indonesia.

 Dampak jangka pendek dapat di rasakan secara langsung, sedangkan dampak jangka Panjang dapat dilihat dengan bertambahnya pendapatan nasional, namun dengan adanya Covid-19 semuanya tak lagi sama.

Sektor pariwisata yang sekarang mengalami kelesuan sehingga daya beli menurun secara drastis karena berkurangnya pengunjung baik turis lokal maupun turis mancanegara, yang secara otomatis pendapatan dan devisa yang di hasilkan dari sektor pariwisata semakin menurun.

Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020, segala kegiatan di dalam dan di luar ruangan di semua sektor yang terkait pariwisata dan ekonomi kreatif ditunda sementara waktu demi mengurangi penyebaran corona.

Hal ini mengakibatkan sektor pariwisata menjadi lumpuh sementara, sehingga pengangguran semakin bertambah karena pariwisata merupakan salah satu wadah yang memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat wisata maupun masyarakat dari luar.

Saking melejitnya efek penyebaran virus ini,  resort&resto Jikumerasa Beach, yang berada di Pulau Buru Propinsi Maluku, yang secara geografisnya jauh dari ibu kota, turut merasakan efeknya.

Tida  tanggung-tanggung, kami harus kehilangan reservasi group sebanyak 22 orang bulan ini yang ingin berkunjung ke Buru. Belum lagi ada pembatalan reservasi juga dari Amsterdam.

Menyikapi kondisi ini, tentu memaksakan kami  untuk mengambil kebijakan dalam pengurangan beberapa karyawan, sampai kondisi ini benar-benar stabil kembali.

Bukan hanya sektor pariwisata yang mengalami kelumpuhan sementara, tetapi para karyawan dari jenis perusahaan lainnya ikut merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Yang dimana pekerjaan atau kegiatan yang biasanya dilakukan diluar rumah secara langsung sekarang terpaksa harus dilakukan di dalam rumah.

Harapan kami, ada kebijakan pemerintah dalam memperhatikan kondisi sektor industri pariwisata dalam bidang perhotelan, paling tidak bisa berinisiasi menemukan jalan, agar karyawan tidak terkena PHK sebagai dampak dari wabah covid 19 ini.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *