Oleh : Drg Yustina Yolandasari., MH, Perhimpunan Dokter dan Dokter Gigi Indonesia (PADI) Medika

 SABUROmedia, Jakarta – Badai Stokin ini sangat berkaitan erat dengan kematian pasien Covid-19. Jumlah pasien didunia terus bertambah, termasuk di Indonesia.

Menurut para ahli kesehatan didunia, tingginya angka kematian karena hal ini terjadi karena ada sekelompok pasien yang parah, yang memiliki sindrom badai sitokin (cytokine storm syndrome).

Melansir Fox, Kamis 2 April 2020 sejumlah studi penting di China, pasien yang meninggal karena covid-19 bisa jadi disebabkan badai stokin.

Apa sih Badai stokin itu ?  Ketika virus covid-19 menginvasi tubuh kita, maka tubuh kita merespon berlebihan. Virus Covid-19 asing dan baru dikenal tubuh kita, sehingga seluruh jenis killer sell mengeluarkan liur stokin, sebagai bentuk koordinasi dan komunikasi antar killer sel dalam melumatkan virus covid-19.

Bila respon individu yang terinvasi virus covid-19 berlebihan, sebagai contoh individu secara habit jelek, yaitu konsumsi makanan dengan peseferasi pewarna yang di awetkan maka dalam tubuhnya sudah terbentuk Cytokine release akibat makanan tersebut.

Jadi ketika individu tersebut terinvasi virus covid-19  layak seperti “ Pucuk Dicinta Ulam Tiba”. Terjadilah  Cytokine Storm, badai stokin yang mengakibatkan rusaknya keseluruhan organ – organ tubuh kita. Paru akan mengalami bengkak paru atas,  jantung mengalami miocarditis, ginjal mengalami acute kidney injury, liver mengalami acute ishemic liver, otak mengalami enchepalitis, dan ke semua tadi kita sebut MODS (Multiple Organ Dysfunction Syndrome).

Untuk itu, bagaimana kita bisa menghadapi Virus Covid-19 ini, adalah dengan mengkonsumsi makan dan minuman yang sehat dan bebas dari zat pewarna, menjaga istirahat yang cukup, Olahraga yang Cukup serta jangan lupa berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pikiran kita tenang terbebas dari virus covid-19 ini.

Mari kita selamatkan orang di sekitar kita, orang – orang tersayang kita, salam sehat dan insya allah kita bisa melewati masa pandemic virus Covid-19 ini. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *