(Bila Ia Berseru ~ Mazmur 91:15)
Oleh: Pdt Elifas T. Maspaitella., M.Si – (Sekum Sinode GPM)
SABUROmedia, Ambon – Invocabit (Latin. In-voco = I call) merupakan seruan liturgis di Minggu Sengsara Yesus yang kedua. Seruan ini menandakan gereja dipanggil untuk turut serta atau berjalan bersama Yesus (mengikuti jejak-jejakNya). Ajakan atau panggilan ini digemakan pemazmur yang merasa aman saat berjalan dengan atau mengikuti jalan-jalan Tuhan. Perjalanan itu demi pembebasan atau kelepasan dari berbagai tekanan dan hambatan.
Sebagai jalan pembebasan, maka gereja yang mengikut (jalan-jalan) Tuhan adalah gereja yang tahan uji. Spiritualitas tahan uji itu menyanggupkan gereja untuk:
Kesatu, belajar tekun. Sebab pada jalan itu membutuhkan kerja keras/kerja sungguh-sungguh. Jalan itu tidak mudah. Ada banyak kesulitan, maka perlu ketekunan untuk mengerjakan tugas (panggilan) yang tidak ringan itu. Ketekunan diuji dalam kerja (leitorgia, labour), dan kerja yang tekun identik dengan ibadah. Jadi kerja itu kudus. Harus ada motivasi teologi yang kuat untuk bekerja.
Kedua, kesetiaan. Sebab pada jalan itu ada banyak ujian/cobaan. Di situlah gereja perlu setia dengan hanya mengandalkan Tuhan yang Mahakuasa. Kesetiaan berarti ingat pada janji (declaration), pengakuan iman yang telah (pernah) diikrarkan sehingga tidak lari dari iman itu. Dalam tradisi GPM, janji atau pengakuan iman itu dinyatakan dalam sidi gereja. Rumusan jawabannya sederhana, yakni “Behkan” (=sungguh benar, sungguh itu adalah) atau “Ya, saya mengaku, percaya dan bersedia dengan segenap hati”.
Ketiga, kesabaran yang dibarengi dengan pengharapan yang sungguh. Ini berarti, Tuhan memanggil gereja untuk bermisi dengan menghadirkan tanda-tanda damai sejahtera di bumi, yakni mewujudkan kasih, kebenaran, keadilan, perdamaian, kesejahteraan dan keutuhan ciptaan. Hasilnya mungkin memerlukan proses, sehingga umat harus bersabar. Waktu kesabaran kita adalah masa kasih karunia Tuhan. Jadi kita hanya harus mengikuti (jalan-jalan) Tuhan.
Keempat, memberi jawab. Setiap orang yang mau atau bersedia mengikut Tuhan harus menjawab panggilanNya. Karena itu setiap warga gereja diajak untuk menunaikan tugas dan peran masing-masing sebagai cara kita menjawab panggilan Tuhan. Dalam strategi bina umat GPM, itulah sebabnya Warga Gereja Profesi (WGP) perlu dimaksimalkan sebagai wahana pembinaan umat dalam rangka meningkatkan ethos kerja sebagai wujud memberi jawaban atas panggilan Tuhan yang kudus.
Akhirnya, percayalah bahwa, penderitaan Yesus adalah jalan pemberitaan injil. Maka teruslah berjalan.
“Dan ku tetap pada Salib Kristus”
Solideo Gloria!
Cc. Desembrina Aipassa-Maspaitella