Oleh: Pdt Ely Manary, GPM Hok Im Tong Ambon
SABUROmedia, Ambon – Umat yang dikasihi tuhan, selamat pagi (cau an) syalom! Ternyata perjuangan dan pergumulan kita sangat besar dan berat. Sadar atau tidak tangan tuhan tetap menatang kita, melindungi kita, kepak sayapnya terbuka melindungi kita. Untuk itu marilah kita naikan puji syukur baginNya jangan prnah berhenti bersyukutr kepadanya.
Minggu lalu kita jalani bersama dalam berbagai realitas hidup pribadi, keluarga, usaha, bersekutu maupun bermasyarakat. Kita tinggal dirumah untuk turut meredam menyebar virus corona (Covid-19). Tinggal dirumah adalah juga sebagai panggilan untuk bersekutu dengan istri, suami, dan anak-anak. Kalau sebelumnya aktifitas berlangsung diluar rumah, membuat anggota keluarga jarang bertemu, maka inilah saatnya sebagai keluarga kita menyatu. Mengisi waktu secara bersama adalah reuni yang dinantikan yang tidak dirancang oleh kita. Tetapi tuhan yang merancang bagi kita dengan perantara virus corona, demi pemulihan keluarga, pemulihan lembaga inti dalam hidup manusia, biar selama masa pemulihan ini semua keluarga terus memulihkan keluargannya, melakukan aktifitas perdamaian dalam keluarga.
Puluhan cinta sebagai dasar kehidupan rumah tangga. Cinta itu disirami lagi, dipupuk lagi. Cinta dan keluarga yang terpulihkan adalah keadilan Allah.
Menteri kesehatan RI telah menyatakan bahwa untuk mengatasi virus corona tidak hanya pada usaha manusia, tetapi juga doa. Pernyataan ini merupakan sikap pemerintah untuk meletakan keselamatan bangsa Indonesia dibawah lindungan yang maha kuasa. Virus corona tidak dapat dilawan dengan usaha manusia semata mata, marilah kita sandarkan diri kepada Allah, walaupun hari Minggu ini kita semua ada dirumah, tetapi jangan ada yang tidak beribadah.tidak boleh ada keluarga yang tidak memuji Allah di hari ini. Bahwa Allah dan kuasanya lebih besar dari kuasa malaekat jahat yang terjelma melalui virus corona. Malaekat jahat /virus corona itu roh jahat. Lawanlah ia dengan berlindung di kaki yesus.
Hari Minggu ini adalah Minggu sengsara Tuhan VI yang disebut JUDICA; berilah keadilan, maksudnya seluruh penderitaan yesus sesungguhnya mau menegaskan keadilan dalam diri kita rumah tangga kita, usaha dan kerja kita maupun bersekutu, bermasyarakat dan berbangsa bernegara. Keadilan menjadi ciri perjuangan dan pengorbanan Yesus. Semkain indah karena ia memiliki kuasa tetapi demi keadilan Yesus tidak sewenang-wenang. Ia memilih jalan keadilan jalan keadilan ini sangat mahal. Semahal tubuh suci dan darah kudus. Tubuh dan darah yang tidak bernoda. Tubuh suci dan darah suci itu menjadi jalan keadilan. Tubuh yang didera sampai memar dan luka, tubuh mengeluarkan darah. Mulutnya tidak mencela dan merendahkan walau penghinaan, fitnahan dilontarkan kepadanya. Betapa mulutnya tetap kudus dan suci. Inilah keadilan yang ditunjukan Yesus. Renungkan jalani serta teladani dijalan hidup kita.
Pada Minggu sengsara VI kita diajak unutk merenungkan Firman Tuhan dari Matius 27; 11-26; ada 3 hal yang saya ingin mengajak Jemaat untuk merenungkannya serta menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan kita terutama diminggu sengsara IV
- Keadilan harus menjadi gaya hidup; bahwa Yesus disalib adalah korban ketidakadilan, yesus tidak bersalah, yesus dituduh melawan pemerintah Romawi (ay.11-14) yaitu dengan tuduhan engkau raja orang yahudi. Orang yahudi memahami kemesiasasn yesus dari sisi politik. Bukan, yesus sebagai mesias bukan bermakna politik tetapi bahwa keselamatan hendak diwujudkan dalam kristus. Tidak ada hubungannya dengan politik kekuasaan Romawi. Tetapi orang yahudi menuduh yesus demikian adalah cara orang yahudi mengalihkan misi yesus tentang keselamatan Allah kepada politik dan state. Ajaran dan karya Yesus yang fenomenal tidak ada hubungannya dengan politik dan kekuasaan negara Romawi bertentangan dengan hukum romawi. Perlakuan seperti ini juga seperti kita hadapi dalam hidup pribadi keluarga maupun juga bermasyarakat dan berbangsa. Kita dituduh ataupun juga kita menuduh. Segala tuduhan mempolitisasi agama, politisasi kehidupan moral spritual adalah jalan ketidak adilan. Orang yang kuat secara fisik individu dalam keluarga maupun kewenangan manjerial yang merilis sengsara derita dan malapetaka bagi sesama 9istri, suami anak, adik, kakak, family, teman sekerja, atasan, bawahan tentangga, teman bisnis, persaingan bisnis, suku lain, agama lain dll) adalah ketidakadilan. Yesus memilih untuk mengasihi dengan tidak mengorbankan orang lain. Yesus memilih jalan keadilan untuk meraih kemenangan bukan kebohongan, bukan mengorbankan orang lain. Indah sekali kemenangan Yesus. Marilah kita jalani hidup ini dengan mengembangkan gaya hidup keadilan. Keadilanmu menjadikan tangan yesus menggendongmu.
- Keadilan tidak akan terwujud bila didahului dengan rencana yang jahat: dalam panggilan yang dilakukan kepada yesus telah dirancang untuk menjatuhkan hukuman mati bagi yesus, oleh sebab itu dalam pengadilan yesus tidak didapati kesalahan direkayasa untuk yesus dihukum mati, walau dalam sidang Pilatus yang adalah gubernur tidak mendapat kesalahan yesus dalam pengadilan. Untuk itu Pilatus mencuci tangannya sebagai tanda benar yesus tidak bersalah. Semua hukuman kepada yesus tidak ditanggungkan kepada Pilatus, kebenaran tersandra oleh maksud jahat orang yahudi untuk membunuh yesus. Dalam minggu sengsara 6 ini kita berusaha untuk tidak menjarah kebenaran dan keadilan dalam rencana kita yang jahat. Baiklah kita menjalani hidup kita meletakan kebaikan, keadilan dan kebenaran didepan. Pribadi, suami istri anak-anak adik dan kakak, usaha dan kerja dalam masyarakat bangsa dan dalam gereja Rencana=mimipi atau tujuan kita adalah mengawali aktifitas baik sekali kalau kbaikan menjadi awal aktifitas kita. Sehingga kebenaran tidak tersandra oleh rencana yang jahat dalam diri, keluarga dan persekutuan. Rencana yang baik akan menjadi jalan masuk kasih Allah tersalur dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu mulailah selalu dengan rencana yang baik supaya kasih Allah terus mengalir dalam hidup kita.
- Jadilah orang yang takut akan tuhan; Pilatus sebagai gubernur Yudea lebih takut kepada manusia daripada tuhan. Supaya pemerintahannya tetap aman ia mengambil langkah cuci tangan. Pilatus mengalihkan tanggungjawab keputusan pengadilan itu kepada masa /rakyat. Sesungguhnya keputusan itu ada dalam tangan Pilatus bukan pada rakyat. Tetapi itulah yang dibuat Pilatus Dalam rangka memelihara kepemimpinannya. Artinya Pilatus tidak takut kepada tuhan tetapi takut kepada rakyat/manusia. Jemaat yang dikasihi tuhan janganlah kita mengikuti jejak Pilatus mengikuti keinginan rakyat daripada mengikuti kebenran. Keinginan manusia tampaknya aman. Tetapi hanya semengtara. Takut kepada tuhan adalah jalan keabadian. Rasa nyaman berdasarkan hikmat manusia adalah sarana menuju maut. Jangan pilih jalan menuju maut, tetapi pilihlah jalan mnuju kebadian bersama Yesus. Jangan pernah memihak kepada dosa, karena itu menjadi musuh Allah.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, virus corona tidak tahu kapan berakhirnya,tetapihal yang pasti janji penyertaan tuhan itu setia, juga berbagai kesulitan yang muncul akibat virus corona. Pendidikan anak-anak ekonomi /makan cadangan dll akan terus kita jalani.bahwa kita tidak sendiri ancaman tantangan dalam berbagai ragam bahkan kematian yesus kita telah jalani. Tidak ada masalah yang belum terjamah oleh yesus. Camkan kita tidak sendiri, bersama yesus selalu. Teguhkan hati, tetaplah memandang dan berharap kepada Yesus sehebat apapun badai itu, sadarlah Yesus kita lebih hebat. Amin!