SABUROmedia, Hila – Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) atau dikenal virus corona, saat ini menjadi perhatian khusus pemerintah pusat hingga daerah. Dampaknya yang mulai menyerang sejumlah warga di Indonesia, menyebabkan kekhawatiran dan rasa was-was di tengah masyarakat.

Upaya pencegahan dan penanganan pun tengah gencar dilakukan, diantaranya penyemprotan hand Sanitizer, pemakaian masker, selalu mencuci tangan dan sejumlah upaya lainnya yang tengah diserukan oleh semua pihak.

Tak terkecuali yang dilakukan oleh Wahyuning. Wanita paruh baya yang kesehariannya menadah pisang di Pelabuhan Tehoku Desa Hila, Maluku Tengah (Malteng) ini, ia punya cara sendiri ikut bantu cegah covid-19. Ia menawarkan jasa potong kuku tanpa dipungut biaya alias gratis, asal yang mau saja yang bersedia dipotong kukunya.

Wanita yang akrab disapa Nining ini tak asing bagi warga yang beraktifitas di seputaran terminal Spit Tehoku, terutama bagi kaum buruh. Nining sendiri yang berprofesi sebagai penjual pisang ini kerap berjibaku dengan kaum buruh laki-laki untuk mendapatkan pasokan barang yang didatangkan dari Seram Barat maupun dari pulau Kelang dan Manipa.

Aksi suka relanya itu ia lakukan semenjak gencar sosialisasi pola hidup sehat dan bersih oleh Pemda Malteng ditengah upaya pencegahan penyebaran covid-19,” mungkin sekitar satu minggu ini, hanya saja kegiatan potong kuku ini sujadi beta punk kebiasaan dirumah“ ujarnya khas dialeg Ambon saat berbincang dengan Saburomedia.com, Kamis (02/04/2020).

Nining mengakui jika aksinya itu benar-benar inisiatifnya sendiri, jika dikaitkan aksinya itu bagian dari caranya ikut membantu mencegah penyebaran covid 19, ia mengaku hanya kebetulan saja,  karena memang ia memiliki  kebiasaan menjaga jari kukunya selalu tetap bersih meski aktifitasnya bersentuhan dengan barang-barang hasil bumi seperti pisang, jahe dan barang dagangan lainnya.

Namun menurutnya penting menjaga jari kuku tetap terlihat bersih, sebab sumber penyakit juga berasal dari kotoran yang menempel pada sela kuku meski tangan sudah dicuci bersih, “ Apalagi deng musim corona sekarang ini, jadi kuku itu harus bersih, Abang kuku supotong ka balom, kalo balom mari sini beta potong, “ tanyanya khas dialeg Ambonnya sembari meminta kuku salah satu penumpang spit, Andi untuk dipotong.

Dengan menggunakan jepit kuku, tanpa dilengkapi Alat Pelindung Diri (ADP) Nining berkeliling memeriksa satu persatu tangan para penumpang maupun para buruh sambil meminta kesediaan untuk dipotong kukunya bila ditemukannya sudah memanjang.

Nining mengaku tidak khawatir akan terkontaminasi dengan virus sebab banyak bersentuhan tangan dengan banyak orang tanpa menggunakan ADP, ia mengaku selalu mencuci tangan usai rehat dari aktifitas terutama khendak menyantap makanan.” seng khawatir yang penting selalu cuci tangan, ” ujarnya.

Aksinya itu diakuinya dilakukan kala mengisi waktu luang sembari menunggu kedatangan spit dan usai membereskan barang dagangan yang diperolehnya untuk dijual, “ isi-isi waktu luang to, sambil tunggu spit datang dari lao, biasanya juga hanya par tamang-tamang buruh yang ada disini, liat dong pung kuku panjang deng kuku-kuku itam jadi lia akang kaya bagimana bagitu, jadi beta yang biasa yang potong-potong akang,” terangnya.

Aksi potong kuku oleh Nining ini membuat suasana areal terminal Tehoku tak seperti biasanya, semenjak menjajakan jasa memotong kuku nining kerap mendapat simpati dan pujian dari rekan buruh dan terutama para penumpang spit terminal Tehoku itu. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *