Oleh: Dr.Abidinsyah Siregar (Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes/ Alumnus Public Health Mng’t Disaster, Thailand/ Waka Tim Penanggulangan Covid-19 PP DMI).
SABUROmedia, – PMI dan Organisasi Keamagaan juga DMI Sudah Bekerja. Apa Prioritas Berikut? Indonesia sedang berpacu berlomba cepat dan bertahan sekaligus memenangkan pertarungan menghadapi pandemi virus Covid-19.
Berbagai kebijakan, pengorganisasian, tindakan dan evaluasi sedang berjalan. Sementara itu eskalasi kasus dan kematian menunjukkan grafik naik yang menjulang.
Sebaran kasus dunia sudah menjangkau 192 Negara dari 198 Negara Anggota PBB, sudah hampir menjangkau seluruh dunia. Jumlah kasus hari ini 24 Maret sudah 392.169 org, dgn Aktif virus 272.181 ks, sembuh 102.850 org (38 %) dan meninggal 17.183 org (6,3 %).
Indonesia pada waktu Yang sama, kasus positif 686 org, aktif ks 601 org, sembuh 30 org (5,1 %) dan meninggal 55 org (9,2 %).
Merujuk kepada data diatas, terlihat nyata dari angka kesembuhan yang sangat rendah pada kasus di Indonesia. Hal ini menunjukkan kerentanan yang serius dan butuh perhatian khusus. Sedangkan melihat angka meninggal juga berada diatas rata rata global. Kedua angka ini masih diatas Case Fatality Rate (CFR) 2-3%, maka Angka Kematian kasus virus Covid-19 Indonesia masih termasuk sangat tinggi dan kesembuhan sangat rendah. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah tingginya angka kematian pada kelompok usia pra-lansia (45-60 thn) dan lanjut usia (diatas 60 tahun).
Data diatas pada tempatnya menjadi perhatian serius penyelenggara Negara dan masyarakat .
Upaya Apalagi Yang Bisa Kita Lakukan ?
Presiden Jokowi sudah Minta berulang agar seluruh rakyat Indonesia #dirumahsaja, belajar dirumah, bekerja dari rumah dan beribadah dirumah. Dan diperkuat dengan Social Distancing. Kemudian di ikuti beberapa rencana lain seperti Test Rapid mass dan Perluasan kemampuan pelayanan ruang isolasi dengan memanfaatkan Hotel Patrajasa, Wisma Atlet, dll.
Namun banyak pihak khawatir melihat kerawanan yang nyata, melihat masih banyak kerumunan dimana-mana, berjubelnya pengguna moda transportasi umum seperti bus, KA, Komuter/LRT dan Pesawat.
Sebahagian masyarakat mulai pesimis melihat konsep Jaga jarak dan lemahnya komitmen dan dukungan pengusaha dan perkantoran untuk program #dirumahsaja.
Saya baca beberapa tulisan, seperti virolog dari Universitas Queensland yang mengkhawatirkan Indonesia bisa jauh lebih buruk, beliau juga khawatir dengan akurasi laporan kejadian kasus, dibanding Singapore yang kecil tapi ditemukan kasus 500an termasuk dari Indonesia.
Peneliti lain dari Jhon Hopkins, Toner mengkhawatirkan Pandemi Covid-19 akan berjalan sampai 18 bulan dan bisa membunuh puluhan juta.
Pertarungan kuat-kuatan antara Manusia vs Covid-19 sangat bergantung kepada kepatuhan menjalankan Protokol jaga diri melalui konsep jagajarak dan #dirumahsaja, disamping ketergantungan pada kerentanan kasus dan juga kecepatan tindakan pelayanan kesehatan..
Sejumlah kasus tercatat menjadi fatal karena terlambat mengetahui, terlambat penanganan, sebahagian mengalami “penolakan” dari Fasilitas kesehatan, kurangnya perbekalan kesehatan, kurangnya tenaga, kurang nya ruang isolasi, APD, dll.
Kapolri sudah membuat maklumat kepada kerumunan dengan ancaman pidana. Kata beberapa rekan, ancaman Pidana tidak pada tempat nya karena Penjara/LP sudah penuh, malahan menjadi tempat paling riskan terpapar virus. Disamping itu Polri dan TNI semua sedang operasi di lapangan, RS-RS penuh. Perlu diskresi tindakan Hukum khusus yang cepat dan tepat membuat jera dan Patuh, untuk menjaga kenyamanan semua orang dan mengancam ketertiban masyarakat.
Kita harus DUKUNG kebijakan Social Distancing dengan Law Enforcement yang kuat dan tegas.
Bagaimana Menjadi Cerdas Menghadapi Covid-19
Virus Covid-19 ini cerdas sekaligus juga lemah, virus menjadi cerdas manakala kita lemah, sebaliknya virus menjadi lemah dan kalah jika kita cerdas.
Kerjasama PMI dengan MUI (Islam), PGI (Kristen), KWI (Katolik), PHDI (Hindu), Walubi (Budha) dan Matakin (Khonghucu), di dukung potensi Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sudah Bergerak Bersama melakukan Bersih-Bersih Rumah-Rumah Ibadah dengan Desinfektanisasi.
Lahan Markas PMI sudah disulap menjadi tenda-tenda depo logistik, tempat motor penyemprot desinfektan, alat spray, bahan baku desinfektan, APD, hand sanitizer, logistik makanan, obat2an dll serta juga sebagai tempat latihan tenaga volunter/relawan dilatih profesional berpengalaman Bencana.
Tenaga volunter dari berbagai Organisasi dan agama, Belajar bersama, bekerjasama dan sama-sama melakukan kegiatan desinfektanisasi ke rumah2 ibadah semua agama.
Mereka tampak begitu kompak, bersahabat dan bersemangat. Sungguh jelas tampak semangat keBhinnekaan mereka dalam keIkaan yang tulus dan membanggakan.
Kita juga salut dengan upaya dan perjuangan para dokter dan semua unsur kesehatan yang bekerja luarbiasa, penuh tanggung jawab sekaligus penuh ketegangan dan keletihan. Sudah banyak korban dikalangan mereka.Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa jumlah kematian Petugas Kesehatan yang menangani pasien virus Covid-19 cukup tinggi di Infonesia. Semoga yang wafat mendapat terbaik disisi Tuhan YMK.
Dari Peta Monitoring Covid-19 Markas Pmi.
Saya kemarin jalan ke Markas PMI, penasaran membaca banyak WA mengabarkan berbagai gerakan yang dilakukan PMI. Disana saya melihat Peta Monitoring Terkini persebaran virus Covid-19. Atas izin pak Arifin (Kadiv Penanggul.Bencana PMI) dan ibu Eka (Kadiv Kes dan Sosial PMI) saya bisa melihat bebas.
Dari peta kejadian kasus virus Vovid-19 yang saya lihat di dinding Ruang Monitor Markas Pusat PMI (lihat gambar diatas), tampak ada 8 sampai 11 Provinsi masih bebas Virus. Dalam fikiran saya, disini sudah tepat diberlakukan Lockdown Setempat agar tidak ada mobilitas orang lintas batas dari darat, laut maupun udara. Didalam Provinsi tersebut tetap bisa dilakukan Social Distancing. Kita PERSEMPIT ruang sebar virus Covid-19. Punya Harapan, Perkuat Kebijakan. (**)