SABUROmedia, Ambon – Mahasiswa S2 Geografi dari Universitas Indonesia (UI), Ahmad Rifai berhasil mengembangkan peta sebaran covid-19 di kota Ambon lewat aplikasi yang ia temukan sendiri.
Mahasiswa asal Maluku ini mengaku menemukan aplikasi pengembangan peta sebaran Covid -19 untuk lebih memudahkan masyarakat dapat mengetahui siapa saja yang terpantau sebagai ODP dengan radiusnya serta pasien dalam pengawasan (PDP).
Kepada Saburomedia.com Selasa (24/03/2020), alumni Unpatti ini menjelaskan temuan peta covid-19 dikembangkan dengan menggunakan sofware Qgis yang dikonfersi ke dalam Maps Google (peta dalam jaringan/daring) untuk membantu pemerintah dalam memetakan sebaran virus COVID -19 di kota Ambon.
Untuk mengetahui seperti apa temuan dari peta sebaran tersebut dapat diakses melalui tautan berikut :
Dijelaskan, ia bersama rekannya Heinrich Rakuasa yang juga seorang calon Mahasiswa S2 UI beserta rekan – rekan dari Geografi UI menemukan aplikasi pengembangan peta sebaran covid-19 ini setelah membaca berita online yang di sampaikan oleh Walikota Ambon beserta tim Gustus Covid-19 kota Ambon, yang mengkonfirmasi adanya 1 Orang pasien positif COVID -19 dan orang dalam pemantauan (ODP) serta pasien dalam pengawasan (PDP).
Bersama rekannya itu ia membentuk tim untuk membuat peta persebaran COVID -19 dengan analisis spasial (keruangan), diharapkan melalui peta sebaran COVID -19 dapat memudahkan pemerintah dalam mengambil langkah yang preventif dan inovatif terhadap pandemi COVID -19 tersebut. Katanya.
“ Selaku Alumni Geografi Unpatti kami merasa terpanggil untuk berkontribusi membantu pemerintah kota ambon dalam penanganan covid-19 ini, “ ujarnya.
Ia menjelaskan temuannya dalam portal analisis spasial (keruangan) itu dipetakan berdasarkan informasi ODP dan PDP menurut tempat tinggal per-kecamatan, sebenarnya bisa lebih akurat apabila rekamedik pasien positif,OPD dan PDP dapat diketahui sampai ketinggkat alamat rumah, karena akan ada analisis spasial untuk kelas kerentanan persebaran tingkat desa yang lebih detail.
“ Saya berharap pihak dari pemerintah daerah dapat memfasilitasi kami terkait informasi rekamedik tersebut sehingga kami mengupdate peta sebaran COVID -19 di kota ambon,” pintanya.
Portal peta ini kata Rifai juga mampu menggambarkan tiga kelas berdasarkan status kerentanannya yaitu : kerentanan rendah, kerentanan sedang dan kerentanan tinggi (ditandai dengan klasifikasi warna). Adapun Parameter yang dipakai yaitu banyaknya jumlah pasien positif, banyaknya jumlah pasien dalam pemantauan dan banyaknya jumlah orang dalam pengawasan yang mendiami suatu wilayah (kecamatan).
Selanjutnya ada faktor pembatas lainnya seperti jarak dari jalan, jarak dari pusat kegiatan ekonomi (pasar, mall dll), kawasan transportasi (bandara, pelabuhan dan terminal) sebagai akses keluar masuk di kota ambon dan jumlah penduduk per luas wilayah kecamatan.
“ Dari temuan itu selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan metode Multi-Criteria Analysis (MCA) atau pembobotan dari variabel-variabel fisik dan aksesibilitas. Sehingga dapat ditentukan klasifikasi wilayah kerentanan, “ tutupnya. (win)