SABUROmedia, Ambon –  Pelantikan dan Pengukuhan Badan Pengurus Daerah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPD KKSS) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) – Kota Tual Periode 2019 – 2024 dilaksanakan di Gedung Serba Guna Larvul Ngabal, Jl Soekarno Hatta Langgur, Malra, Sabtu (14/03/2020).

Acara pelantikan ini cukup mewah dan meriah, menghadirkan artis nasional asal Sulawesi Selatan maupun suguhan pementasan seni budaya lokal maupun khas Sulsel. Turut dihadiri Walikota Tual dan ibu, Bupati Malra dan Ibu, Forkopimda Kota Tual dan Kab Malra, Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota Tual – Kab Malra, Pembina BPD KKSS, sekalian Wakil Walikota Tual, Bapak Usman Tamnge, Ketua Kerukunan Keluarga Masyarakat Maluku Pusat, Bapak Jamaludin Koedoeboen, Anggota DPRD Maluku FPKS, Amir Rumra, Ketua Paguyuban- Paguyuban daerah, Para OPD Kota Tual dan Kab Malra, Ketua IWSS Maluku,  Sesepuh KKSS, Bapak Ade Rusmin dan para warga Maluku Tenggara – Kotal Tual asal Sulawesi Selatan.

Ketua BPD KKSS Malra – Kota Tual yang dilantik, Ali Mardana., SE adalah Putra Bulukumba, yang tamat dari SMA PGR Bulukumba, mengadu nasib di Kota yang berjuluk Maren ini, dari mulai penjaga Toko sekarang dengan kegigihannya berhasil duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Tual, pada Pileg 2019 yang lalu, dengan perolehan 2.206 suara.

Laki – Laki Kelahiran Bulukumba, 1 Maret 1972 ini, menyampaikan bahwa Visi KKSS adalah “ Meningkatkan hubungan kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan dan harmonisasi serta mempererat kerjasama diantara angota-anggotanya dan masyarakat dimanapun anggota KKSS berada ‘, sedangkan misinya “ Meningkatkan hubungan kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan dan harmonisasi serta mempererat kerjasama diantara angota-anggotanya dan masyarakat dimanapun anggota KKSS berada “, terangnya.

Sementara Ketua Panitia, Muliasram Fattah., SE menambahkan bahwa tujuan organisasi adalah (1) Menciptakan hubungan kekeluargaan, persaudaraan, keberesamaan dan harmonisasi serta mempererat kerja sama diantara anggota-anggotanya dan masyarakat dimana dia beradah ; (2) Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya daerah Sulawsi Selatan dan nilai-nilai budaya dimana KKSS berdomisili (akulturasi) yang merupakan bagia dari budaya nasional; (3) Meningkatkan Sumber Daya manusia ; (4) Menanamkan motivasi akan makna keberadaan dan pengabdian anggota KKSS dimana saja, sebagai insan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional; (5) Menggalang potensi untuk memberi kontribusi pada pembangunan daerah sulawesi Selatan khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya, terangnya.

Sementara itu, Dr Muspida., M.Si sebagai Ketua Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Maluku dalam sambutannya mengatakan bahwa hampir 11 Tahun yang lalu, diperiode ke-2 Bapak Karel A. Ralahalu sebagai Gubernur Maluku dan Periode 1 Bapak Said Assagaf sebagai Wakil Gubernur Maluku KKSS di Malra – Kota Tual terakhir dibentuk, dan baru hari ini kembali dibentuk dan dikukuhkan kembali. Selamat kepada Bapak Ali Mardana dan pengurus lainnya, yang bertugas menjaga keberlangsungan organisasi ini kedepannya didaerah ini.

Ketua KKSS Provinsi Maluku menghimbau warga KKSS Kota Tual – Kab Malra untuk senantiasa memberikan dukungan kepada Bapak Bupati dan Walikota untuk membangun daerah ini dengan baik. KKSS sendiri adalah warga masyaraat Kota Tual – Malra juga, cuma moyangnya yang berasal dari Sulsel, tetapi sesungguhnya sudah lahir, besar dan bahkan matipun disini. Ini pertanda cinta dan begitu menyatunya orang Sulsel untuk hidup di Tual dan Malra ini. Kedepan berharap, jejaring Bapak Ali Mardana., SE dan pengurus KKSS bisa dimanfaatkan potensi nya untuk mengeksplore dalam rangka ikut serta terlibat membangun daerah. Suguhan seni masyarakat Kota Tual dan Malra asal Sulsel tadi, ini menunjukan betapa indahnya,jika  ini bisa menjadi potensi pariwisata yang besar,yang dapat dikembangkan, perpaduan antar budaya lokal maupun budaya yang masuk ke wilayah Kota Tual dan Malra, hal ini akan menjadi daya tarik pariwisata sendiri nantinya. Dimana ini akan menajdi income bagi masyarakat Kota Tual dan Malra yang bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan daerah tentunya, tutup beliau.

Beliau menambahkan, dalam acara penyambutan awal tadi kita menuju kemari, disambut dengan tari Anggaru, tari tradisional Sulsel ini menunjukan simbol kerisnya, sebagai sumpah setia, warga masyarakat Kota Tual – Malra asal Sulsel untuk rela mati demi menjaga harkat dan derajat wibawa pimpinannya, khususnya Bupati Malra – Walikota Tual tentunya. Rasa rela menjadi tameng dirinya, bahkan rela mati dengan keris nya untuk menjaga dan membela pimpinananya dari kondisi apapun, untuk itu, terimalah dan manfaatkan lembaga ini untuk gadget pembangunan, yang akan terlibat dalam berkontribusi bagi pembangunan daerah, khususnya dibidang ekonomi kedepannya, tegas beliau.

Tema yang diangkat dalam acara ini adalah “ Menjaga dan Mempertahankan Budaya Siri’ Na Pacce. Siri napace bahasa bugis makasar, siri adalah harga diri, banyak orang yang bisa tersinggung dan mau mati karena kata siri ini, karena harga diri disitu. Dalam budaya Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Mandar dan Tana Toraja) ada sebuah istilah atau semacam jargon yang mencerminkan identititas serta watak orang Sulawesi Selatan, yaitu Siri’ Na Pacce. Secara lafdzhiyah Siri’ berarti : Rasa Malu (harga diri), sedangkan Pacce atau dalam bahasa Bugis disebut Pesse yang berarti : Pedih/ Pedas (Keras, Kokoh pendirian). Jadi Pacce berarti semacam kecerdasan emosional untuk turut merasakan kepedihan atau kesusahan individu lain dalam komunitas (solidaritas dan empati), terang Warek IV Unpatti ini.

Beliau menambahkan, lagu yang dibawakan Artis Cindy dan Ruli tadi, juga mempunyai makna, dimana menunjukan tekad bahwa masyarakat asal Sulsel, dia bersedia meninggalkan kampungnya dengan sebuah janji, dimana dia tidak akan pulang ke kampungya bugis toraja makassar mandar sebelum berhasil sesuai dengan yang dicita – citakannya.

Sementara itu, sambutan Bapak Walikota Tual, Adam Rahayaan mengapresiasi kegiatan ini, dan memberikan apresiasi positif atas peran serta masyarakat Kota Tual –  Malra asal daerah lainnya di Indonesia, seperti Sulawesi Selatan maupun Sulawesi Tenggara yang banyak terlibat dalam roda ekonomi daerah. Peran – peran yang ada selama ini akan menjadi potensi yang besar dan dapat ditingkatkan, jika bisa dimaksimalkan kedepan ke arah yang positif, khususnya dalam memaksimalkan kinerja pembangunan melalui network yang ada, terangnya.

Organisasi KKSS ini didirikan di jakarta pada tanggal 12 November 1976 yang lalu. KKSS berasaskan Pancasila, adalah organisasi sosial yang bersifat kekeluargaan yang tidak berafiliasi dengan organisasi sosial politik maupun organisasi kemasyarakatan lainnya. KKSS adalah organisasi yang bersifat struktural yakni : BPP, BPW, BPD, BPC/ BPCLN. Pendiri KKSS berjumlah 26 orang antara lain : Manai Sophiaan, H. M. Saad, Prof. Nurdin Syahadat, Andi Baso Amir, Letkol Pol Andi Oddek, Brigjen TNI Andi Sose, Drs. Ahmad Nurhani, Ny. P. B. Saehu, Ny. S. Rabinah, Z. A. Saleh Tompo SH, Mayjen Abdul Aziz Bustam, Moh. Djindang SH, Z. Arifin Amrullah, Baharuddin Lopa SH, M. Yusuf Setia, Drs. A. Sellang, A. Aziz Dg. Massikki, Kolonel Abdul Malik, Basoman Nur, Hj. Massiara Dg. Rapi, Jusuf Mallombassang, Asrul Azis Taba, M. Arsyad, A.B. Masseleng SH, Agus Syahadat dan M. Sanoesi. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *