SABUROmedia, Ambon– Bidang Perempuan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (BP KAMMI) Wilayah Maluku menggelar Talkshow Gerakan Menutup Aurat (GEMAR) 2020.
Kegiatan yang menghadirkan Ketua Bidang Perempuan KAMMI Maluku Masyita Polpoke dan Maryam Muthia Karima, Tokoh Muslimah lulusan Universitas Of Illinois at Urbanna-Campiagn, USA tersebut dipusatkan di Papajid’s Cafe, Minggu (08/03/2020).
Maryam Muthia Karima, dalam paparannya mengatakan, hijab semestinya tidak dimaknai oleh para muslimah sebatas tampilan luar. Tetapi dilihat sebagai sebuah nilai tentang identitas agar bisa menampilkan yang terbaik.
” Hijab itu bagaimana mem-value diri kita, karena perempuan itu lebih dari sekedar tampilan luar saja,” kata Muthia.
Hijab, lanjut Muthia, tidak membatasi muslimah untuk bergerak di ruang publik.
” Insha Allah hijab ini bukan penghalang dalam aktivitas kita di ruang-ruang publik,” ulasnya.
Sementara itu, Masyita Polpoke, Ketua BP KAMMI Maluku menegaskan, Talkshow GEMAR merupakan bagian dari kegiatan tahunan yang diselenggarakan KAMMI seluruh Indonesia.
“Ini kegiatan tahunan Bidang Perempuan KAMMI. Alhamdulillah intruksi dari BP KAMMI Pusat bisa kami laksanakan,” kata Masyita.
Menurutnya, pelaksanaan Talkshow tersebut diharapkan dapat memotivasi generasi muda muslimah agar menjadikan hijab sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Semoga ini memberikan manfaat dan motivasi bagi generasi muda khususnya perempuan agar dengan senang hati memakai hijab menutup auratnya di tengah-tengah aktivitas keseharian. Kemudian dapat mensosialisasikan kepada saudara, keluarga dan teman-temannya nanti,” harapnya.
Ama, salah satu peserta menyampaikan apresiasi kepada BP KAMMI Maluku. Talkshoe GEMAR, kata Ama, memberikan manfaat bagi peserta yang hadir.
“Kegiatan ini luar biasa sekali karena saya bisa mendapat wawasan berhijab dari kakak- kakak yang aktif di berbagai komunitas,” ujarnya.
Untuk diketahui, kagiatan yang dipandu Ketua BP KAMMI Kota Ambon, Maryam Manusamal tersebut dihadiri puluhan peserta dari berbagai kampus dan komunitas. Peserta yang hadir sangat antusias dan aktif dalam diskusi yang berlangsung hampir tiga jam itu. (SM)