SABUROmedia, Jakarta – Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut, mengimbau pimpinan dan pemilik media untuk mengedepankan kode etik jurnalistik dalam pemberitaan tentang virus Corona atau Covid-19.

“Nama, alamat dan data pribadi pasien tidak boleh disebarluaskan,” kata Wenseslaus dalam siaran tertulisnya, Selasa, (03/03/2020).

Wenseslaus mengatakan, media wajib memastikan pemerintah sudah menangani para penderita secara maksimal dan melakukan segala yang diharuskan demi mencegah penyebaran virus ini.

Wenseslaus juga mengimbau media menghindari konten berita yang memicu publik menjadi panik. “Konten seperti itu tidak akan membantu siapapun, tidak akan membantu negara, atau masyarakat dalam menangkal penyebaran virus ini dan menangani mereka yang tertular,” kata dia.

Imbauan selanjutnya adalah memperbanyak konten-konten berita yang sifatnya edukatif, tentang bagaimana cara penularan, cara mengantisipasi, cara bersin, dan cara batuk agar virus apapun tidak menular ke keluarga, sahabat di kantor, atau orang lain di area publik yang mereka kunjungi.

Media juga diimbau untuk mengedukasi publik bahwa peluang sembuh dari virus ini sangatlah besar. “Tumbuhkan optimisme lewat data. Data kesembuhan tersedia di banyak negara. Vietnam bahkan mengumumkan semua yang terkena virus ini sembuh total,” ucapnya.

Menurut Wenseslaus, kehati-hatian sangat penting, tapi ketakutan dan paranoid tidak membantu apa-apa, malah justru memperparah suasana.

Selain itu, publik juga diminta untuk hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat, olahraga, cara mencuci tangan agar terhindari dari virus ini.

Media juga diminta mendorong para pebisnis, pemilik, dan pengelola fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, restoran, hotel, perkantoran, transportasi umum untuk mengikuti ketentuan standar World Health Organization (WHO) dan pemerintah.

Media juga harus mendorong dan bantu pemerintah agar terus melakukan sosialisasi secara terus-menerus tentang standardisasi penanganan yang dilakukan. “Dan hindari ruang media kita dipakai untuk debat kusir, bertengkar, berpolemik yang tak perlu, yang justru menimbulkan kebingungan dan kepanikan di tengah masyarakat,” katanya.

Seluruh media anggota AMSI juga harus memperhatikan aspek-aspek keamanan dan keselamatan sesuai prosedur standar masing-masing terkait penugasan setiap wartawan dan kru ke lapangan saat meliput covid-19.

Kepada masyarakat umum dan pengguna media sosial, AMSI berharap agar ikut mencegah penyebaran berita bohong, dengan membaca berita dari sumber terpercaya, serta terus tumbuhkan semangat optimisme. Sebab, sudah puluhan ribu orang sembuh total dari virus ini.(SM/Tempo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *