SABUROmedia, Ambon – Rantai aksi Islamophobia, Tionghoa Xenophobia dan kebencian rasial selalu mendorong sikap ekstrimisme untuk mengeksploitasi perasaan public dengan provokasi sinis atas entitas lain via media masa dan medsos, Koran The Wall Street Journal (WSJ) menampilkan tulisan berjudul “China Is Real Sick Man of Asia “( Cina Adalah Orang Sakit dari Asia yang Sebenarnya), Pemerintah RRC langsung arahkan dan mengusir pejabat kantor perwakilan WSJ di Beijing, dengan alasan tulisan Walter Russell Mead, yang di publikasikan 3 Februari 2020 tersebut bersifat diskriminatif rasial. Gelombang aksi ofensif sikap sinisme Tionghoa Xeophobia diekspresikan juga oleh senator AS, Tom Cotton, yang mengklaim bahwa virus Corona Covid 19 adalah senjata biologis yang dibikin militer RRC. Publik medsos pro RRC sibuk mengecam.

Ketua Kongres AS, Nancy Pelosi, ikut berperang opini dengan RRC. Ketika Berpidato dikonferensi keamanan Munich, Jerman. Pelosi menyatakan bahwa menggunakan teknologi RRC adalah bentuk agresi yang paling berbahaya yang akan membuat telekomunikasi nasional didominasi oleh pemerintah yang tidak berbagi nilai-nilai, Amerika Juru bicara Kemlu RRC, Geng Shuang, yang sering mengkritik Indonesia soal isu Laut Natuna Utara, kini sibuk menyindir pemerintah AS. Geng menyatakan bahwa AS tidak memiliki kredibilitas dalam menuduh Negara lain melakukan peretasan dan memata matai, Fakta telah membuktikan berkali-kali bahwa sebagai actor spionase terbesar di ruang siber AS layak dinamai “Empire Of Hackers “( Kerajaan Peretas) .

Sikap permusuhan rasial lainnya di Eropa, dilakukan oleh Philip Manhaus. WN Norwegia yang ditangkap Polisi setelah menembak masjid Al Noor di Baerum, Oslo, pada10 Agustus 2019. Aksi terror tersebut dilakukan setelah membunuh saudara tirinya, Johanne Zhangjia Hansen, yang beretnis Tionghoa,  dengan alasan membenci Islam, imigran Arab dan etnis Asia. Aksi terror Islam ophobia terus berlangsung di Eropa, Tobias Rathjen, atlit penembak  jitu, WN Jerman menembak 9 orang imigran Kurdistan Turki di restoran Midnight dan Arena. Setelah itu membunuh ibunya pada Rabu 19 Februari 2020, di kota Kessel stsadt, Negara bagian Hesse. Dikota London, seorang pria kulit putih, WN Inggris menyerbu masuk  Masjid Park Road dan menusuk  jamah pada Kamis 20 Februari 2020. Polisi London masih mencari motif pria penusuk, apakah anggota supremasi kulit putih Blood & Honour , Hammer skins, Volks front, European Kindred, dan Aryan Circle yang berafiliasi dengan partai politik patriot anti Islam,  Britain First.

Anggota parlemen wanita Inggris Jo Cox dari Partai Buruh, terkenal sebagai pembela HAM imigran Tionghoa dan Arab di Inggris di tusuk dan di tembak mati oleh Thomas Meir, simpatisan partai Britain First pada Kamis 16 Juni 2016 di kota Bristal l . Memonitor berbagai aksi terror kebencian rasial global dan jaminan perlindungan terhadap WNI yang terinfeksi virus Corona Covid 19 setelah angka kematian global mencapai 2.247 jiwa, pimpinan organisasi Bela Indonesia, menyampaikan sikap sebagai berikut:

Mendukung penuh sikap toleransi pemerintah Jepang yang merawat tiga WNI yang dinyatakan terinfeksi virus Corona Covid 19, di kapal pesiar Diamond Princes di Yokohama. Termasuk menjamin untuk membantu mengevakuasi 78 WNI untuk kembali ke Indonesia.

Mendukung penuh sikap kewaspadaan nasional pemerintah Jerman dan Inggris yang terus menginvestigasi, menangkap dan mengadili anggota dan simpatisan kelompok teroris supremasi kulit putih di Eropa. Menyerukan kepada semua generasi muda milenial, organisasi kepemudaan dan media untuk terus mewaspadai rumor, hoax, informasi palsu dan mempromosikan kampanye anti terror Islam ophobia dan Tionghoa Xenophobia di Indonesia. Demikian tulis direktur Belain, Abdussalam Hehanusa dalam rilisnya yang dikirim ke redaksi Saburomedia.com Minggu (23/02/2020). (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *