SABUROmedia, Ambon- Publik nasional dikagetkan oleh aksi kelompok teroris Abu Sayyaf Group (ASG) faksi Ajang-Ajang pimpinan Salip Murah, Kamah Ingog dan Mike Apo, kembali menculik 5 nelayan WNI di kawasan perairan laut Sabah Malaysia dan kepulauan Tawi-Tawi Philipina, tanggal 19 Januari 2019.

Kelompok ASG faksi Ajang- Ajang Group dan Tanum Group, berafiliasi dengan JAD (Jamaah Ansharul Daulah) Malaysia, Philipina, dan Indonesia. 

Teroris Rullie Rian Zeke dan istrinya Ulfah Handayani, asal Indonesia yang meledakan diri di Katedral Our Lad y Mount Carmel, di Pulau Jolo, Philipina 27 Januari 2019 yang menewaskan 23 orang. Keduanya adalah anggota JAD dan MIT (Mujahidin Indonesia Timur) yang bergabung dengan ASG.

Sebelumnya, pasukan komando Mindanao Barat (Westmincom) Philipina telah membebaskan 3 nelayan Indonesia, yang diculik oleh kelompok teroris Tanum Group, faksi Abu Sayyaf Group (ASG), pimpinan Hatib Hajan Sawadjaan dan Radulan Sahiron. Mereka diculik tanggal 23 September 2019, di perairan Pulau Tambisa, Lahad Datu, Sabah Malaysia. Setelah dibebaskan, diserahkan kepada task force Anti Penculikan Kepolisian Nasional Philipina (AKG) di Baranggay Bato-Bato, Indanan Sulu, kemudian diserahkan kepada KBRI Philipina.

Respon cepat komando marinir Philipina yang menewaskan 5 anggota teroris ASG dikawasan Barangay Lakit-Lakit, Tawi-Tawi dan Pulau Sulare, Parang, Sulu terhadap pelaku penculikan WNI, menunjukan aksi nyata kontra teroris Philipina. Aksi serupa terjadi tahun 2016, terhadap ASG faksi Alhabsyi Misaya, Muamar Askalida, Abraham Hamid  dan 102 milisi tewas dalam operasi pembebasan sandra WNI. Pimpinan ASG seperti Majan Sahidjuan, Hatib Sawadjaan, Idang Susukan, Muktadil, Jaber Susukan, Furuji Indama dan Almujer Yadah berhasil melarikan diri.

Menilai aksi kontra teroris tersebut, Direktur Bela Indonesia Gerakan Pilar Bangsa (Belain), Abdussalam Hehanusa dalam pernyataan sikapnya yang juga diterima Saburomedia.com Rabu (22/01/2020) menyampaikan  ucapan terima kasih kepada Komandan Komando wilayah Barat Mindanao, Letjen Cirilito Sobejana dan Direktur Komando Keamanan Wilayah Timur Sabah, Hasani Ghazali atas aksi koordinasi cepat tanggap darurat dalam mengejar dan penindakan terhadap teroris ASG penculik WNI.

Dapat memahami faktor kekurangan jumlah kapal pencegat cepat (FIC)  yang dimiliki oleh Komando Keamanan Wilayah  Timur Sabah Dan Komando Wilayah barat Mindanao , untuk merespon langsung aksi cepat ASG ketika melakukan terorisme maritim yang telah dilakukan secara maraton sejak tahun 1980-an.

Belain juga mendukung penuh langkah langkah diplomasi Menlu RI, Menlu Malaysia, dan Menlu Filiphina dalam memerangi aksi terorisme maritim, intimidasi kekerasan dan pemerasan uang tebusan sandera oleh kelompok teroris ASG.

Belain menyerukan kepada semua ormas kepemudaan dan netizen medsos untuk ikut berbagi informasi, aktif mengkampanyekan aksi solidaritas ASEAN, Memerangi segala bentuk kekerasan terorisme maritim dan tetlibat dalam mengadvokasi publik sampai di bebaskannya semua sandera teroris ASG. (SM-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *