SABUROmedia, Ambon- Untuk mendorong percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat Pemerintah Daerah Kabupaten Buton tak hanya mengandalkan tambang aspal sebagai leading sektor sumber pendapatan, namun sektor lain dibidang pertanian tengah diupayakan untuk menumbuhkan geliat ekonomi masyarakat.
Meski diakui hasil bumi berupa tambang aspal yang menjadi primadona daerah itu dan dikenal di dunia, hanya saja pemanfaatannya belum mampu menjawab harapan masyarakat. Persoalannya tidak pada bentuk penerapan politikal wil pemda Buton, namun ditenggarai karena pemerintah pusat dinilai masih setengah hati dalam menetapkan aspal buton sebagai kebijakan nasional.
“ Buton sebagai penghasil tambang aspal terbesar di dunia hanya nama saja, orang Ambon bilang, untung nama ilang belanja, pengelolaannya belum terlalu signifikan untuk mendorong pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, “ jelas Bupati Buton, Drs. La Bakry, M.Sc dalam acara silaturahmi bersama masyarakat Buton yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Laporo (KKL) kota Ambon di gedung Koppas lantai II Ruko Batumerah, Senin (13/01/2020).
Menurutnya, sebagai sumber pendapatan daerah Pemda Buton kini tengah mengupayakan agar tambang aspal di Buton dapat segera dieksplorasi tentu dengan melibatkan masyarakat yang memiliki konsesi. Untuk konsesi aspal di Buton kata Bupati tiap jingkalnya sudah ada pemiliknya, meski orangnya berada diluar Buton, Bupati menyerukan agar masyarakat terlibat dan menjadi suplayer dalam pengelolaanya.
“ di tahun 2020 ini Pemda Buton mengupayakan eksplorasi aspal sebesar 20 persen, untuk itu Pemda dan masyarakat jangan jadi penonton, harus jadi suplayer, karena aspal banyak sekali, sebab 80 persen cadangan aspal di negara dunia ada di Buton, “ ujarnya.
Sementara menunggu kebijakan eksplor dari pemangku kepentingan nasional, Pemda Buton tak henti langkah dalam menjajaki sumber pendapatan, lewat kebijakannya, Bupati Buton mengajak masyarakat menggarap lahan untuk menanam pala, jenis pala yang dipilih pun kategori tanaman produktif dan berbasis ekpor yaitu pala Banda.
“ Memang jenis pala Banda itu pala super dan terkenal sejak zaman penjajahan belanda, selain produktif dan berbasis ekspor, harganya juga relatif lebih bagus, ini yang membuat saya memilih pala Banda untuk ditanam, “ akuinya.
Bupati mengaku penanaman pala Banda ini akan mulai dicanangkan di tahun 2020, dan program ini menjadi program prioritas. Karena baru mulai dicoba, Bupati langsung melakukan kunjungan kerja di pulau Banda, Maluku untuk melakukan studi banding. Didampingi Ketua DPRD Buton dan rombongannya, Bupati langsung menyambangi tempat pengasingan mendiang soekarno-hatta itu untuk mendapatkan informasi langsung tentang teknis penanaman, mulai dari proses pembibitan, penanaman hingga panen.
“ Saya melihat ini peluang, dan tahun 2020 kita sudah anggarkan sebanyak 26.000 pohon dulu untuk kita akan sebar ke masyarakat yang khusus kebunnya cocok, “ ungkapnya.
Meski diakui ada beberapa wilayah di Kabupaten Buton yang tekstur tanahnya tidak mendukung untuk ditanami pala, namun kata Bupati ada beberapa wilayah seperti Kapuntori bagian utara dan wilayah lainnya di Buton, malah di Kapuntori itu sudah berproduksi, banyak diantara warga masyarakat sudah banyak yang menjual dengan harga 80 ribu perkilonya.
“ itu kecurigaan saya, hanya saja para petani ini dalam produktifitasnya masih berjalan sembunyi-sembunyi, takut kalau banyak yang tau bisa saja stoknya menjadi lebih banyak, dikhawatirkan bisa menyebakan harga jual menurun, padahal mestinya tidak perlu khawatir soal harga karena pala banda ini adalah komiditas ekspor, “ terang Bupati.
Bupati menjelaskan, pilihannya pada pala Banda yang nantinya akan dibagikan ke masyarakat harus jenis pala super yang berbasis ekspor sehingga ketika masyarakat sudah berproduksi tidak lagi ada masalah dengan pemasaran, rupanya banyak para petani pala di Buton malah membawa nama pala banda, “ saya harap pala yang ditanam oleh masyarakat petani Buton adalah pala yang punya daya saing, memiliki nilai komiditas tinggi harganya, dan tidak diragukan, “ harap Bupati.
Sementara itu Ketua DPRD Buton, Hariasi Salad, SH dikesempatan yang sama kepada Saburomedia.com mengatakan, sebagai fungsi legislasi, lembaganya turut mendukung kebijakan Bupati jika berkenaan dengan kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat, dalam program pencanangan Palanisasi ini pihaknya juga turut berpartisipasi dengan ikut mendampingi Bupati menggelar Kunker di Pulau Banda, Maluku.
“ yang kami lihat dari hasil kunker di Banda adalah prospek kesejahteraan masyarakat, di Banda langsung disampaikan dari para petani tentang cara pembibitan hingga penanaman sampai pada proses panennya, kami melihat bahwa program ini baik untuk rakyat, kalau baik untuk rakyat maka layak untuk di dukung, dari amatan kami lebih pada hasil output bahwa mereka yang berkebun pala ini makmur semua, ini perlu dicanangkan di Buton, “ ujar Salad. (SM-1)