SABUROmedia, Ambon – Ajang  pencarian bakat yang dilakukan oleh  CKH interteimen YouTube chanel, untuk mendapatkan Grup band  berbakat dari seluruh Indonesia , ini merupakan ifen yang sangat besar di Indonesia, ifen ini yang sudah berlangsung sejak Tahun 2020 sampai hari ini. Rabu/03/03/2021

Ajang Nusantara’ virtual band competision yang dilakukan dalam bebarapa waktu kemarin sampai hari ini sangat mendapatkan antusias dari kalangan muda di seluruh Indonesia.

Sebanyak 1000 Band peserta yang melakukan Audisi dari tahun 2020 sampai tahun 2021 ini, sehinga sampai sekarang hanya menyisakan 10 Band terbaik dari seluruh Perseta yang tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Salah satu Band yang masuk 10 besar adalah Band Asal Maluku/Kota Ambon , Deva Band Projek, yang beranggotakan Valen  sebagai vokalis, Jek sebagai Dramer, Utiy sebagai Gitaris dan Marvel sebagai basis. Mereka sudah mampu mengharumkan Negeri yang bertajuk raja-raja ini, di depan mata para juri dan penikmat, bahkan pencinta musik di tanah air sampai-sampai para juri memberikan apresiasi dari hasil arensemen 8 Lagu yang dilantunkan, dan salah satu lagu Ambon yang berjudul “Sio mama”  mampu membuat air mata para juri bercucuran mendengar lagu yang dilantunkan oleh vokalis Valen.

Salah satu juri mengatakan bahwa walaupun, lagu ini tidak terlalu saya mengerti, tetapi saya telah meneteskan air mata saat mendengarkannya, sungguh kalian merupakan salah satu dari 10 Band yang dapat menggugahkan hati kami, dan sebagai pencinta musik tanah air saya bangga bisa melihat kualitas kamampuan band kalian.

Tetapi ironisnya dari semua perjuangan yang dilakukan oleh Band Deva, projects yang sudah membantu mengharumkan nama Maluku  dan Kota Ambon, sungguh miris tidak ada perhatian dari pemerintah Maluku baik pemerintah kota Ambon.

Hal ini dituturkan oleh salah satu anggota personil Grup Band Deva Projek yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada saburomedia.com, Rabu 03 Februari 2021 mengatakan, selama kita berproses dalam ajang tersebut tidak ada perhatian dari pemerintah.

“Bayangkan saja, saat kita melakukan komunikasi dengan pemerintah kota Ambon tidak ada respon , dari pemangku kebijakan yang ada di kota bahkan provinsi dan pada saat kita mau berakat, kita hanya diberikan uang dari hasil patungan yang berjumlah 2.100.000, itupun untuk membayar Rapites bagi 4 orang dengan nominal 275.000 per personil dan menyewa baju baniang seharga 250.000 setiap personil, jadi total 2.100.000,”ungkap salah satu anggota personil Grup Band Deva Projek yang tidak ingin disebutkan namanya itu.

Kata dia, yang lebih parah lagi kita berangkat menuju bandara harus melakukan patungan untuk membayar uang mobil ke badara Patimura.

“Demi daerah ini, kami harus rela  membokar tabungan pribadi untuk membiayai kebutuhan selama di sana. Jujur, kami sangat kecewa dengan sikap dari pemerintah terhadap perjuangan kami demi mengharumkan nama Maluku dan kota Ambon, dan sampai saat kami kembali tidak ada satupun yang datang dari pemerintah untuk melihat kami. Sementara dari daerah lain yang masuk 10 besar diperhatikan oleh daerah mereka  masing masing.”kesalnya

Sekarang kami hanya tinggal menunggu hasil voot untuk bisa menerima juara jika voot kami banyak maka tentu kita bisa keluar sebagai juara tetapi jika tidak ada masyarakat yang membantu kami lewat voot maka tetunya pasti kami tidak bisa keluar sebagai juara.”tutur salah satu anggota personil Grup Band Deva Projek yang tidak ingin disebutkan namanya itu. (SM-Erol Ox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *