SABUROmedia, Ambon – Tokoh muda Seram Bagian Barat (SBB), Farham Suneth menilai aksi yang dilakukan atas nama warga Taniwel Raya melawan kebijakan terkait rencana eksplorasi marmer hanyalah sebuah setingan kelompok kepentingan di daerah itu.
Hal ini disampaikan Suneth mengomentari aksi sekelompok orang yang mengatasnamakan aliansi taniwel raya di kantor DPRD SBB dan Kantor Bupati SBB yang berujung pada pengrusakan fasilitas kantor DPRD dan Pagar kantor Bupati pada Senin (07/11/2020).
Padahal menurutnya, Bupati SBB, M. Yasin Payapo terkait persoalan marmer sudah lepas tangan dan sudah sampaikan kepada negeri-negeri yang ada di Kecamatan Taniwel seminggu lalu. Hal ini disampaikan langsung Bupati dihadapan peserta aksi. Jadi aksi yang dialamatkan kepada bupati tidaklah tepat.
Sehingga Dari penyampaian Bupati SBB tentu publik bisa berkesimpulan bahwa aksi demonstrasi ini setingan kepentingan kelompok yang di paksakan untuk menduduki kantor Bupati SBB.
“ Ada setingan kelompok yang manfaatkan aksi murni idealis beberapa aktivis dalam lingkaran pergerakan, “tulis Suneth di wall facebooknya yang bernama lengkap Farham Suneth, Senin (14/12/2020).
Dalam cuitannya Putra asal negeri Luhu ini lantas mempertanyakan siapa aktor di balik serangkaian ini.? Tentu ini menjadi pertanyaan publik. Kenapa.? Karena proses dari awal pasca pemerintahan Bupati M Yasin Payapo serangan itu mulai bertubi-tubi di sudutkan pada Bupati SBB. Kasus-per kasus di mainkan dengan isu-isu yang rapi di tampilkan di hadapan publik. “ Akan tetapi faktanya tidak terbukti satupun keburukan yang di alamatkan pada bupati SBB,” jelasnya.
Menurutnya, Selama 3 tahun periode kepimpinan Bupati SBB, dominan isu perburuk Bupati cukup intensif dan terkonsoldasi. Isu hoax pemutarbalikan fakta selama bupati memimpin dengan program-program kerakyatan benahi SBB yang tidak tersentuh media.
“ Tentu ini agenda setingan provokasi dengan target membentuk kontruksi publik untuk menilai bahwa kepimpinan Bupati SBB sangat amburadul. Selain itu juga mempengaruhi simpatisan dan relawan Bupati yang terpilhara di lapangan. Dengan blusukan dari desa ke desa dengan semanagat fitnah dan provokasi,”ujarnya..
Suneth yang juga fungsionaris DPW Partai Solidaritas Indonesia Wilayah Maluku ini menilai Puncak gerakan Taniwel melawan dengan kasus tambang marmer beberapa bulan ini tentu menjadi perhatian publik. Aktor intelktual mulai berpindah isu ke Taniwel untuk jadikan Taniwel sebagai kiblat moncong menyerang Bupati SBB. (SM)