SABUROmedia, Piru – Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang juga putra Negeri Latu kecamatan Amalatu, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Saman Amirudin Patty, mendesak Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan SBB dr. Johanis Tappang untuk mencopot Kepala Puskesmas Inamosol Jevry Luhukay dari jabatannya. Hal ini terkait, yang bersangkutan (Kapus) dianggap tidak mampu menjaga keamanan dan keselamatan bawahannya dalam menjalankan tugas. Demikian kata Saman Amirudin Patty yang dihubungi Saburomedia.com via Seluler Sabtu, (19/9/2020).

Dikatakannya, Peristiwa Pemukulan terhadap Dokter Meinny Jean Lessy yang dilakukan oleh Oknum-oknum Pegawai di Puskesmas Inamosol adalah sebuah tragedi didalam dunia Medis Indonesia yang harus dikutuk oleh semua kalangan “, Kata Patty via pesan Whatsapp kepada LiniPost.

Menurutnya, apapun alasannya, tindakan main hakim sendiri adalah hal yang tidak bisa di benarkan oleh Hukum dan bertentangan secara etika.

” Apalagi saat ini bangsa kita sedang mengalami traumatis dan dilematisasi akibat situasi Pandemik yang tentunya bersinggungan langsung dengan Masalah Medis “, Kata aktivis GMNI berambut gimbal ini.

Oleh sebab itu, dirinya meminta pihak kepolisian dalam hal ini Polres Seram Bagian Barat untuk menuntaskan persoalan tersebut dan Dinas kesehan SBB untuk mencopot oknum-oknum yang terlibat pengeroyokan.

” Saya meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kekerasan terhadap Dokter Lessy dan meminta kepada pihak Dinas Kesehatan Kabupaten SBB untuk Mencopot dan memecat secara terhormat Oknum-oknum yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Dokter Lessy tersebut “, pintanya.

Menyikapi persoalan ini, Saman meminta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten SBB harus segera melakukan tindakan pencopotan Kepada Jevry Luhukay sebagai Kepala Puskesmas Inamosol, karena tidak mampu menjaga keselamatan bawahannya saat bertugas sebagaimana janjinya. Dan sekaligus memecat oknum yang mengintimidasi serta mengeroyok Dokter Lessy.
Jika tidak, maka akan melahirkan preseden Buruk bagi dunia kesehatan di Kabupaten SBB.

Dirinya juga meminta kepada Dinas Kesehatan kabupaten SBB agar proaktif dalam menyikapi persoalan ini. Sebab, persoalan kekerasan semacam ini, merupakan tindakan intoleran, tindakan yang merobek-robek eksistensi dunia kesehatan kita. Oleh sebab itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten SBB harusnya bersifat proaktif terkait persoalan ini.

” jika dibiarkan, maka sama halnya dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten SBB melakukan Proses Pembiaran terhadap persoalan-persoalan seperti ini terjadi didunia kesehatan Kabupaten SBB “, kata Patty.

Seperti diberitakan media ini sebelumnya (17/9), tindakan kekerasan terhadap Dokter Lessy pada 8 Juli lalu untuk yang kedua kalinya. Dimana pada pebruari 2020 dirinya mengalami kekerasan yang sama. Akibatnya yang bersangkutan sudah 3 bulan terakhir sudah tidak lagi bertugas di Puskesmas Inamosol karena trauma dan takut akan keselamatannya. Kejadian inipun telah dilaporkan kepada Polres SBB dan sudah sampai pada proses gelar perkara. (SM/JP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *