Oleh: Fahmi Fatsey

SABUROmedia, Ambon – Untuk memenangkan suatu kontestasi demokrasi seorang calon pemimpin di negara Maupun Daerah yang demokratis harus mampu meyakinkan publik untuk memilihnya. Kemampuan meyakinkan ini akan diuji Dalam proses kampanye dan menurut chapman Rackaway dari fort Hays state University kualitas masyarakat demokratis dapat dihubungkan dengan kualitas kampanye. maka di dalam proses kampanye kandidat Bisa menawarkan gagasan kepada calon-calon pemili maka sejatinya kampanye adalah kontestasi ide argumen dan pandangan Untuk membangun negara atau Daerah yang kian Lebih baik’ Dan Bagaimana cara terbaik Mensejahterakan Masyarakat atau warga ditawarkan ada visi yang diperdebatkan di ruang publik secara terbuka. Ada misi yang Benar benar gambaran dan wujud idealisme, bukan semata mata basa-basi yang dibuat oleh para konsultan politik, ada sikap dan keberpihakan nyata yang lahir dari keyakinan ideologisnya.

Maka itu idealnya itulah seharusnya .Das sollen politik kita namun memang das sein kenyataan di lapangan, jauh panggang dari Api, apalagi setelah Reformasi politik kita yang mengakhiri masa kekuasaan Orde Baru, demokrasi Justeru semakin liberal. Bahkan elit sendiri Yang Mendidik Rakyat dan memberikan pendidikan untuk semakin 0pramatis. Tidak ada proses pendidikan Rakyat, sebab yang terjadi justru memperdagangkan suara rakyat. Maka yang memuncak Di Permukaan bukan politik ideologis yang membawa cita cita Untuk kebaikan Bangsa dan Negara. Justeru yang tampil Di permukaan adalah Para Pedagang politik buruh politik dan Karyawan politik yang menjadi politik sebagai tunggangan Untuk mobilisasi pribadi maupun golongan Niat Utama dan pertama Terjun ke gelanggang politik adalah Bagimna menaikkan status personal dan menjadi lumbung kepentingan promodial.

Sempurna Sudah awan kegelapan menyelimuti dunia politik Indonesia Maupun Daerah saat ini politikus minus Ide minim gagasan serta tak punya visi misi membanjiri dan memenuhi Ruang ruang kampanye Modal utama calon mereka adalah biaya biaya yang ditawarkan kepada masyarakat dengan menyulap menjadi diski manis ongkos politik bagi pemilik modal tak perlu repot-repot untuk maju dan melenggang dalam pertarungan bila punk ia enggan Bermain di panggung politik secara langsung dan terbuka ia Bisa membiayai oportunis politik kian massif berkeliaran para petualang politik secara langsung dan terbuka, dan Di butuhkan pada tatanan demokrasi kita adalah para calon-calon yang di wakili oleh partai politik punk harus mampu memberikan pendidikan politik yang baik kepada pemilih.

Di Provinsi Maluku Terdapat hajatan demokrasi Di Empat kabupaten kota salah satunya kabupaten Buru Selatan yang melakukan pemilihan kepala daerah, Yang Menjadi Harapan dan cinta cinta demokrasi jangan sampai memberikan tekanan oligarki pemilih pada demokrasi di tingkat kedaerahan para calon-calon kepala daerah Mampu menyumbang gagasan gagasan Pembangunan Untuk membangun daerah dan harus bisa hadirkan pendidikan demokrasi Baik kepada Masyarakat buru Selatan. Jangan sampai para calon-calon politik menjadi politik sebagai kompor untuk memanaskan para pemilih dan di butuhkan adalah para calon kepala daerah harus membuat demokrasi yang santun dan damai. Karena kompetisi berpolitik adalah Arena Untuk ber Fasstabiqul Khairat. Berlomba lomba Dalam kebaikan, untuk kemanusiaan.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *