SABUROmedia, Ambon – Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Materi dan KIE Pro PN dalam rangka Penurunan/Pencegahan Stunting di Kabupaten Seram Bagian Timur di buka secara resmi oleh Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku Widya Murad Ismail melalui daring, dalam sambutanya beliau mengatakan bahwa “Permasalahan di Indonesia termasuk Maluku saat ini adalah, masalah gizi ganda yaitu kekurangan gizi wasting (kurus) dan stunting (pendek) pada balita, anemia pada remaja dan ibu hamil, serta kelebihan gizi termasuk obesitas baik pada balita maupun orang dewasa menjadi perhatian pemerintah saat ini.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya. Kekurangan gizi terjadi sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu 270 hari selama kehamilan, 730 hari setelah anak lahir sampai usia 2 tahun. Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, Dra. Renta Rego melaporkan, dalam Rencana Kerja Pemerintah 2020 ditegaskan bahwa Pelayanan Kesehatan Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat menjadi kegiatan prioritas untuk mendukung prioritas Nasional I yaitu Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan. BKKBN mendukung hal tersebut dengan melakukan pemberdayaan keluarga (Intervensi sensitive) melalui kelompok Bina Keluarga Balita (BKB).

Sosialisasi Materi dan Media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) adalah salah satu dari kegiatan Proyek Prioritas Nasional (Pro PN) Promosi dan KIE, untuk mendukung pencegahan bahkan penurunan stunting di Provinsi Maluku secara khusus di Kabupaten Seram Bagian Timur.

Pemerintah dalam hal ini Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku mempunyai peran dalam pecegahan/penurunan stunting dari gizi sensitif melalui pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan di kelompok Bina Keluarga Balita.

Provinsi Maluku pada tahun 2018 terdapat dua lokus wilayah satunting, tahun 2019 terdapat tiga lokus stunting dan pada tahun 2020 menjadi enam lokus stunting dengan target keluarga yang mempunyai baduta mendapatkan promosi dan KIE tentang pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada orang tua keluarga baduta tentang pentingnya pengasuhan 1000 HPK dalam penurunan/pencegahan prevalensi stunting, Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku keluarga baduta tentang pengasuhan dan tumbuh kembang anak pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pengelola dan pelaksana tentang pengasuhan dan tumbuh kembang anak pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan yang dilaksanakan di kelompok Bina Keluarga Balita.

Kegiatan ini di laksanakan oleh Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *