SABUROmedia, Malteng – Pernyataan Bupati Maluku Tengah (Malteng), Tuasikal Abua tentang reform agraria harus di tangkap dan di pahami bawahannya terutama dinas-dinas yang berurusan dengan pernyataan di maksud.

Wakil Ketua Koordinasi Bidang Advokasi dan Kerjasama IPW, HermansyaToyo mengungkapkan Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tengah tidak mampu memahami apa yang menjadi pesan Bupati.

“ Kadis Pertanian mestinya butuh waktu banyak untuk belajar memahami pesan, biar perlu saudara kadis bisa turun ke para petani untuk belajar banyak bagaimana memahami pesan Pak Bupati dari petani,” ujar Toyo saat berbincang dengan Saburomedia.com di Masohi, Senin (27/07/2020).

Toya yang juga Mantan Ketua Umum HMI cabang Masohi menyayangkan sikap dinas  Pertanian  yang tidak mampu membaca dan menyiapkan agenda strategis sebelum dan pasca pendemi. Jika kita terbiasa dengan memberikan bantuan sembako kepada masyarakat tanpa adanya membangun ideologi kerja maka di pastikan kita akan berakhir. Panen perdana pangan lokal yang  hadiri langsung Bupati, Wakil Bupati dan Ketua Penggerak Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah bentuk keseriusan bagiamana mendorong kedaulatan pangan di Maluku Tengah.

Lanjut Toyo, kita harus dorong terwujudnya kedaulatan pangan, bukan sekedar ketahanan pangan. Kalau ketahanan, kan bisa pangan darimana saja asalkan bisa memenuhi kebutuhan. Tapi, kedaulatan pangan, kita mampu untuk memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan sendiri.

Petani tidak bisa biarkan menentukan nasibnya sendiri apalagi menjadi masyarakat yang terpisah. Kadis pertanian harus banyak membuka ruang dan menyiapkan waktu untuk turun ke bawah biar perlu belajar langsung ke petani tegas Toyo. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *