SABUROmedia, Ambon – Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ambon gelar diskusi Webinar dengan tema “Pilkada & Nasib Sumber Daya Alam di Maluku”- Minggu, 25 Juli 2020.

 

Diskusi tersebut melibatkan KPU Provinsi, Bawaslu Provinsi, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, Akademisi IAIN dan Akademisi IAKN (Penulis buku “ Kajian koflik Sumber Daya Alam di Maluku Barat Daya”) dan di Moderatori oleh Kabid PAO HMI Cabang Ambon.

 

Diskusi ini sebagai respons terhadap pelaksanaan Pilkada serentak yang akan di gelar di empat Kabupaten/Kota di Maluku diantaranya Bursel, Kep. Aru, SBT dan MBD, Ungkap Halik Lapelelo Ketum HMI Cabang Ambon

 

Lanjut Lapelelo, Keempat daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki riwayat konflik sumber daya alam sehingga proses pelaksanaan Pilkada di empat kabupaten ini menjadi urgen untuk di angkat  sebagai diskursus akademis perihal pengelolaan sumber daya alam.

 

Di Kabupaten Aru, pernah terjadi konflik warga dalam bukaan lahan tebu dari PT Menara Group di Aru, di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), pernah terjadi konflik di daerah tambang. Sebelumnya pernah terjadi tarik ulur proposal Tommy Winata dan Pemda Maluku di sepuar daerah MBD, serta konflik akibat sengketa jual beli lahan di area bukaan gas blok Masela, Kabupaten MBD.

 

Pada 2019 di Kabupaten Buru Selatan, pernah terjadi kasus illegal loging kayu miranti oleh perusahan PT Panca Karya. Terakhir di masa-masa jelang Pilkada, Kabupaten Seram Bagian Timur, terjadi konflik masyarakat adat Sabuai dengan Perusahaan kayu dalam kasus pembalakan yang berakhir dengan pemenjaraan sejumlah warga.

 

Sederet konflik tersebut tak terjadi begitu saja, melainkan secara langsung atau tidak, turut melibatkan sejumlah elit lokal di daerah.

 

Keterlibatan para elit ini bisa bisa saja merupakan keterlibatan politisi dan bisnis. Baik sebagai kompromi politik, penguatan jaringan klientelisme, maupun pendanaan Pilkada maupun barter paket proyek pasca Pilkada, Tegas Lapelelo

 

Maluku pun rentan dengan kondisi ini, sehingga HMI Cabang Ambon ingin mengangkat percakapan ini secara serius dalam sebuah dialog berkelanjutan.

 

Diskusi yang di awali dengan tema “Pilkada & Nasib Sumber Daya Alam di Maluku” merupakan pemicu, diskusi selanjutnya akan di bahas secara spesifik terkait dengan konflik SDA pada setiap daerah di Maluku, Tutup Lapelelo. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *