SABUROmedia, Ambon – Masyarakat Dusun Tihu di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) memiliki tradisi unik dalam menjaga kampung dari pengaruh hal-hal buruk atau marabahaya yang bakal menimpa kampung mereka, adalah tradisi Podawua.

Bagi Masyarakat Tihu, tradisi Podawua merupakan nilai budaya yang diwariskan oleh para leluhur mereka yang terus dilestarikan.

Podawua, adalah ritual  adat bagi masyarakat Tihu dengan memberikan sejumlah sesajian dan doa bersama di tempat yang dianggap memiliki nilai keramat guna menghindari kampung dari segala marabahaya.

Kegiatan ini dilakukan oleh para pemuka masyarakat di Dusun Tihu seperti tokoh Adat, tokoh Agama dan Pemerintahan dan diikuti oleh masyarakat Dusun Tihu.

Biasanya tradisi Podawua digelar pada waktu-waktu tertentu, terutama dalam kondisi masyarakat di kampung yang mulai mengalami gejala penyakit.

Salah satu masyarakat adat setempat Ibu Wa Use menyampaikan bahwa tradisi ini dilakukan juga untuk menjaga kebersihan lingkungan, dan menjaga tatanan kehidupan masyarakat agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang buruk di kampung.

” Katong bikin bagini supaya kampung dia bersih seng boleh kotor, karena ini katong bisa tau bahwa ternyata katong sebagai manusia banyak lalai sehingga musibah atau hal buruk datang par katong,” tutur Wa Use, saat berbincang dengan Saburomedia.com, kemarin.

Sementara itu Kepala Dusun Tihu La Ode Alwi juga mengatakan bahwasanya tradisi ini dilakukan untuk melindungi kampung yaitu dengan menghargai tradisi atau adat istiadat yang sudah turun temurun dilakukan oleh leluhur.

” Ini adalah suatu keharusan bagi kita dalam melindungi kampung terutama masyarakat kita terhindar dari segala marabahaya, kemudian sebagai masyarakat yang memiliki adat istiadat tentu mesti menghargai nilai-nilai budaya yang turun-temurun dilakukan oleh para leluhur, ” jelasnya.

Dalam tradisi podawua ada yang namanya atraksi sampa’a, atraksi tersebut ada sejumlah percakapan yang dimana membuat para masyarakat setempat dapat mengetahui segala kelalaian aktivitas masyarakat yang ada di kampung, maupun lingkungan sehingga lewat itu semoga masyarakat diharapkan untuk bisa mengevaluasi kembali bahwa beberapa hal yang dilakukan selama ini banyak hal yang mesti diperbaiki agar terhindar dari segala keburukan.(SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *