SABUROmedia, Ambon –Warga yang menjadi korban kebakaran Ongkoliong Desa Batu Merah Kota Ambon beberapa waktu lalu sebagian mereka tetap memilih hidup ditenda pengungsian yang dibangun Pemerintah Kota Ambon tak jauh dari lokasi kejadian.

Hidup ditenda pengungsian dengan segala keterbatasannya tentu dirasa cukup sulit, namun seperti apapun kondisinya tetap harus dijalani.

“ hidop deng bagini-bagini jua, apa adanya,”ujar Hadija Pattimahu singkat saat Saburomedia.com menghampirinya menanyakan kondisi hidupnya, Jumat, kemarin.

Ibu dari 2 orang anak  ini mengaku hanya bisa menerima keadaan yang ada, tinggal ditenda pengungsian bukanlah pilihannya, satu-satunya rumah di Ongkoliong miliknya telah hangus terbakar beserta isinya.

“ Beta bukan soal uang, uang bisa dicari. Yang beta ada pikir ini beta punk alat-alat dapor, samua terbakar seng ada yang bisa dibawa, kecuali selamatkan diri,” tuturnya khas dialog Ambon dengan raut wajah sedih.

Menurutnya tinggal di tenda pengungsian memang cukup terbantu, dengan berbagai  kebutuhan sembako yang tersedia dari sejumlah bantuan, namun baginya hal itu dianggapnya sulit sebab tidak selamanya ia bergantung hidup dari bantuan hari-hari berupa makanan saji dan sembako.

Sebab paket sembako yang diperolehnya perlu diolah untuk dijadikan bahan makanan untuk dikonsumsi. Baginya hal yang dirasakan sulit berupa ketersediaan alat dapur seperti kompor, panci, ember dan kebutuhan dapur lainnya.

Untuk memenuhi kebutuhan hari-harinya selama menjalani hidup di camp pengungsian, ibu yang berprofesi sebagai pedagang keliling ini mengaku terpaksa berbagi waktu dan tempat memasak dengan tetangga tenda sebelahnya.

“ Kalau mamasa pinjam tetangga sebelah, kebetulan dong pung kompor deng panci-panci ada. Mo biking bagaimana, deng kondisi kaya bagini,”tuturnya.

Ia mengaku tak mungkin bertahan hidup di tenda pengungsian, apalagi masa pemberlakuan tanggap darurat sebentar lagi selesai. Ia merasa cemas dan gelisah sebab pada waktunya nanti ia tak lagi tinggal di tenda, harus keluar dan mungkin tak lagi dapat bantuan sembako.

“ Kira-kira katong kaluar nanti mau bawa apa ini,” tanyanya penuh cemas.

Ia pun berharap dengan kondisinya seperti ini ada pihak terkait baik pemerintah ataupun para dermawan yang terketuk hatinya untuk membantu. Yang ia perlukan hanyalah alat-alat dapur, karena menurutnya hanya itu yang bisa menolongnya untuk menjalani hidup hari-harinya.

“ Berharap ada yang bantu, karena alat dapur ini bagi beta penting, apalagi denga sumau bulan puasa ini katong bisa mamasa mangkali par jualan untuk katong cari uang, itu yang beta butuh saat ini,”tutupnya. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *