SABUROmedia, Ambon – Meninggalnya dokter Li Wenliang, 34 tahun, profesional medis di RRC yang pertama kali membocorkan adanya wabah virus Corona di kota Wuhan, telah memicu kemarahan publik RRC. Ketika Li memperingatkan rekan-rekan dokternya via group media sosial, Polisi langsung menangkapnya dengan tuduhan kegiatan ilegal menjual rumor.
Dokter Li menjadi pahlawan publik medsos karena telah membunyikan alarm waspada tentang ancaman gabungan tujuh jenis virus Corona, dari Alpha Corona, Beta Corona sampai nCov-2019 yang telah mewabah di kota Wuhan. Badan WHO resmi menamai gabugan inveksi virus Corona itu COVID-19, sebelumnnya RRC menamai virus tersebut sebagai NCP (Novel Corona virus Pneumon ia).
Pembocoran informasi oleh dokter Li tersebut adalah sebuah prediksi yang didasarkan informasi faktual medis dan realitas propaganda politik birokrat Partai Komunis RRC yang suka merekayasa berita dan membuang fakta.
Kegagalan pemerintah RRC menutupi ancaman serius wabah Corona di Provinsi Hubei, dan kegagalan menutupi pelanggaran HAM di Provinsi Xinjiang, kini jadi boomerang menyerang pemerintah RRC.
Kecerobohan pemerintah komunis RRC ini, semakin meneror publik Asia Tenggara, terutama warga negara Singapura yang semakin resah, cemas dan panik. Saat ini pasien korban virus Corona sudah mencapai 47 orang dan mengisolasi 896 tersangka lainnya di Singapura.
Resiko psikologi politik dan ekonomi lebih besar dipikul pemerintah Singapura, dibandingkan dengan yang dihadapi pemerintah Indonesia. Penyebabnya jumlah wisman RRC yang datang ke Singapura mencapai 3,6 juta orang per tahun. Lebih banyak dari 3,1 juta wisman Indonesia dan 1,4 juta dari India.
Memonitor kondisi psikologi ekonomi warga negara dan pemerintah Singapura dan Indonesia yang saling tergantung dengan situasi RRC, pimpinan organisasi Bela Indonesia, menyampaikan sikap Mendukung penuh keseriusan kewaspadaan nasional pemerintah RI dalam menangani penyebaran wabah virus Corona kepada WNI di luar dan dalam negeri. Temasuk mengadakan peralatan PCR ( Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi cepat virus Corona, sejak 14 Januari 2020.
Mendukung penuh perlindungan pemerintah Singapura terhadap WNI yang terinveksi virus Corona. Respon keseriusan tersebut mampu mengurangi efek paranoid publik media sosial di Asia Tenggara dari teror hoax, rumor, dan informasi palsu.
Belain juga menyerukan kepada semua generasi muda milenial, organisasi kepemudaan dan media untuk terus memonitor janji Presiden RRC, Xi Jinping kepada Presiden Jokowi untuk menjaga dengan baik WNI di RRC dengan semangat keterbukaan dan transparansi.
Demikian disampaikan Pimpinan Belain, Abdussalam Hehanussa dalam rilisnya yang dikirim ke redaksi Saburomedia.com Jumat (14/02/2020). (SM-1)