SABUROmedia, Buru – Menanggapi pernyataan pengamat militer dan pertahanan Prof Salim Said tentang rencana pemulangan lebih dari 600 mantan anggota ISIS asal Warga Negara Indonesia (WNI) dari Suriah ke Tanah Air untuk ditempatkan di Pulau Buru, Provinsi Maluku menuai reaksi keras dari anak daerah.

Ketua DPRD Kabupaten Buru, M. Rum Soplestunny, SE angkat bicara. Selain meminta Prof Salim mengklarifikasi pernyataanya, Soplestunny juga mengajak Prof Salim untuk berkunjung ke Pulau Buru.

Aleg dari Fraksi Partai Golkar itu mengajak Profesor untuk melihat langsung kondisi Pulau Buru saat ini, sebab Pulau Buru pada tahun 1960 an sangat berbeda dengan yang sekarang. Kalau dahulu di tahun 60 an Pulau Buru dikenal menjadi tempat pembuangan para Tahanan Politik (Tapol).

Kini Pulau Buru sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan, di pulau Buru dalam aspek penyelenggaraan pemerintahan di daerah terdapat dua Kabupaten yaitu Buru dan Buru Selatan (Bursel). Dan ingat Buru adalah lumbung pangan beras di Maluku.

“ Jadi saya minta pernyataan beliau segera di klarifikasi, bila perlu saya ajak beliau ke Pulau Buru agar supaya beliau mengetahui apakah pulau Buru tahun 60 an sama dengan Pulau Buru yang sekarang, “ ujarnya.

Sikap tegas Ketua DPRD Kabupaten Buru itu merespon pernyataan yang disampaikan Prof Salim Said dalam acara talk show di salah satu stasiun TV tentang ISIS dengan mengaitkan Pulau Buru sebagai daerah yang dicontohkan sebagai cara yang pas untuk mengkarantina pengikuti ISIS itu, atas statemen itu telah memicu aksi protes dari masyarakat Maluku secara luas. (SM-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *