SABUROmedia, Ambon – Indonesia masih mengalami beban penyakit menular yang cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), Indonesia berada pada peringkat ketiga pengidap TBC terbanyak di dunia dengan estimasi 845 ribu kasus. Setiap 30 detik satu orang tertular TBC meninggal, dan rata-rata 13 orang meninggal setiap satu jam.

Tingginya masalah TBC di Indonesia disebabkan diantaranya karena penemuan kasus dan pengobatannya secara tuntas, kalah cepat dengan penyebaran penyakitnya. Sebelum datang ke layanan kesehatan yang tepat, banyak orang mencari pengobatan di luar layanan kesehatan, termasuk mengobati sakitnya sendiri.

Komitmen pemerintah untuk Indonesia bebas TBC digalakan melalui pencanangan Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030 oleh Presiden RI Joko Widodo di Cimahi Techno Park pada 29 Januari 2020. Tagline yang diusung; “TOSS 2030” (Temukan TBC Obati Sampai Sembuh) sangat dibutuhkan, juga perlu dipahami, dan dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Sebab fokus pencegahan dan pengendalian TBC adalah penemuan kasus dan pengobatan. Penderita TBC harus bisa ditemukan, diobati sebaik2nya. Sampai betul2 sembuh agar terhindar dari resistensi obat2an. Presiden menyatakan secara tegas upaya penanggulangan TBC di Indonesia akan dilakukan secara masif dan konsisten, yakni diantaranya melalui komitmen Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030. Intinya, tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi yang paling penting adalah pencegahan.(SM/Humas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *