SABUROmedia, Ambon- Pardomuan Batak Provinsi Maluku (PBPM) menggelar bhakti sosial berupa anjangsana ke warga yang tidak mampu, pengobatan gratis bagi warga pengungsian gempa di Desa Waai dan Liang Maluku Tengah &  Tali Asih Sembako.

Kegiatan ini digelar dalam rangka perayaan Natal 2019 yang akan berlangsung di Aula Makorem 151 Binaiya, Jln Batu Gajah Ambon, Sabtu (07/12/2019) Pukul 18.00 WIT.

“ Dalam rangka Perayaan Natal Tahun ini, juga dilaksanakan beberapa kegiatan Bakti Sosial, yaitu anjangsana ke warga yang tidak mampu, pengobatan gratis bagi warga pengungsian Gempa di Desa Waai dan Liang Maluku Tengah &  Tali Asih Sembako, “ jelas Ketua Panitia Natal, Pasti Tarigan, SH., MH kepada Saburomedia.com Sabtu (07/12/2019) siang.

Tarigan yang juga menjabat Ketua PN Ambon menghimbau agar Warga Batak dan Keluarga datang dan menghadiri Perayaan Natal Pardomuan Batak Maluku Tahun 2019, dengan sorotan tema “ Memuliakan Allah Dengan Menghadirkan Damai Sejahtera di Bumi “. Kegiatan ini juga mengundang Warga HIKAMSU, Sinode GPM, Uskup Diosis Amboina dan Unsur Pemerintah Daerah.

Sementara itu Ketua Umum PBPM, Bapak Dr RBD Sormin., M.Si menjelaskan PBPM adalah organisasi yang bersifat sosial budaya dan kemasyarakatan, berpedoman kepada Adat Dalihan Na Tolu, Kekeluargaan dan Pancasila. Organisaasi ini didirikan di Kota Ambon, Provinsi Maluku pada tanggal 29 Oktober 2011 yang lalu dan telah terdaftar di Pemerintah Daerah.

Bahwa kerukunan adalah suatu syarat yang sangat dominan untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia, dengan semakin banyaknya Keluarga basudara orang Batak yang hidup di perantauan khususnya di Provinsi Maluku maka perlu adanya pembinaan agar sehati sepikir pada setiap aspek kehidupan baik di dalam suka maupun duka, untuk mencapai kehidupan yang harmonis antar warga Batak sesuai prinsip Dalihan Natolu, juga hubungan warga Batak dengan warga masyarakat di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“ Tradisi perayaan Natal diseluruh dunia pasti berbeda-beda, termasuk mungkin bagi kami warga Pardomuan Batak, tetapi esensi yang paling penting dari Hari Natal bagi umat Kristiani adalah merayakan kelahiran Yesus Kristus sebagai Anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia, dan dengan kelahirannya sebagai pembawa kasih, damai, dan sukacita, diharapkan ummat kristiani dapat meneladani Yesus Kristus serta menjadi duta pembawa kasih, damai, dan sukacita bagi sesama ummat manusia (Mazmur 34:14), “ tuturnya.

Dosen Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Unpatti ini menambahkan ‘ bahwa sebelumnya mereka juga sukses melaksanakan Halal bi Halal bersama warga Batak Muslim Sumatera Utara’.

Dikesempatan yang sama Sekretaris Panitia Natal Pardomuan Batak, Bernard Panjaitan, SH, menambahkan bahwasanya Batak memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi. Ini dapat diindikasikan dari adanya sistem adat-istiadat, sistem kekerabatan (hubungan kekeluargaan dan kemasyarakatan), karya sastra (di dalamnya terkandung bahasa, aksara, puisi, prosa, pantun, perumpamaan, ungkapan hikmat dan kebijaksanaan, dll), karya seni (nyanyian, tarian, arsitektur bangunan, tenunan, ukiran dan relief), dan perkakas rumah tangga.

Karena budaya Batak memiliki nilai-nilai atau norma-norma tinggi, maka masyarakat Batak yang hidup dalam budayanya tersebut memiliki kualitas moralitas, kesopanan, kesantunan, toleransi, dan religiositas yang tinggi tentunya.

“ Gereja diharapkan kedepan tidak hanya mengurusi pelayanan mimbar kepada Jemaat, tetapi Gereja perlu mendorong umatnya mencintai juga budayanya sebagai bagian dari pelayanan Gereja. Gereja harus mampu menerangi budaya agar tidak terkontaminasi hal-hal yang negatif, khususnya berbagai penyakit masyarakat yang terjadi hari ini, “ harapnya. (SM-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *